Jawab 6 Pertanyaan Ini Dulu Ketika Kamu Bikin Resolusi Tahun Baru

Dalam proses mewujudkan cita-cita, tentu kamu perlu punya modal duluan agar ke depannya menjadi mudah. Karena kalau kamu sudah punya hal yang dimiliki untuk mencapai impian tersebut, artinya resolusimu itu realistis.

Misalnya begini. Tahun depan kamu ingin menikah, berarti kondisi saat ini kamu sudah harus punya seseorang lawan jenis yang sedang dekat. Kalau sampai detik ini aja kamu masih sendiri, ya bisa jadi impian menikah itu potensi terwujudnya sangat kecil.

Tidak semua orang yang dekat denganmu bisa membantumu mewujudkan resolusi yang sedang kamu rancang, lho. Hal ini karena pun setiap dari mereka punya kemampuan dan keperluan sendiri-sendiri. Inti dari pertanyaan ini jawabannya bukan sekadar orang yang akan mendukungmu dalam proses menggapai impian itu, melainkan juga turut membantumu secara fisik.

Contohnya, tahun depan kamu ingin melanjutkan kuliah ke luar negeri. Kamu harus mempersiapkan nilai tes bahasa Inggris sehingga membuatmu harus belajar sepanjang waktu.

Nah, apakah dalam proses belajar ini ada teman atau kerabat yang bisa mengajarimu atau mendampingimu? Kalau ada, berarti tinggal jalani prosesnya. Kalau tidak ada, mungkin kamu harus berpikir lagi apakah impian ini cukup realistis buatmu atau tidak.

Punya mimpi besar boleh, namun hal itu juga harus disertai dengan kemampuan yang mumpuni. Coba pikirkan lagi, apakah nanti dalam proses mencapai impian itu kamu akan kehilangan banyak energi sehingga membuatmu lelah setengah mati? Kalau iya, sebaiknya kamu menyederhanakan resolusimu. Ini karena energi yang kamu miliki sebenarnya tidak bisa diubah. Jika memaksa tetap ingin mewujudkannya, nanti kamu malah bisa terluka dan gagal.

Contohnya, tahun depan kamu punya keinginan pergi ke Kutub Utara. Coba dipikirkan, dengan yang dimiliki sekarang, pastinya kamu perlu menambah modal.

Nah, saat proses menambah modal tersebut apa mungkin uangmu akan cukup sampai mendekati hari deadline-nya? Jika kamu gak bisa membayangkan proses menabungnya, lebih baik turunkan standar resolusimu ya!

Membuat resolusi memang sebaiknya gak sembarangan karena ini sangat berkaitan dengan kisah hidupmu. Jangan sampai resolusi yang kamu buat malah bikin hidupmu susah di masa depan. Makanya, pertanyaan ini sangat penting untuk dijawab.

Jawabannya pun harus realistis. Jika kamu saja masih berpikir panjang soal pengaruh resolusi tersebut terhadap hidupmu selanjutnya, berarti resolusi tersebut belum realistis. Harus diganti lagi.

Ya, kenapa harus tahun depan? Apakah kalau terwujud di tahun setelahnya akan bikin hidupmu lebih merana? Segala yang sedang kamu rancang tentu harus ada sebab-akibatnya, hal ini biar kamu bisa fokus meraih resolusi tersebut sehingga di pertengahan tahun nanti kamu gak merasa terpuruk.

Misalnya begini. Tahun depan kamu punya resolusi untuk rajin jogging dan berenang setiap akhir pekan. Mengapa? Karena akhir tahun ini berat badan naik drastis dan mempengaruhi kondisi kesehatan jantung sehingga kamu perlu melakukan diet.

Jika kamu bisa menjawab pertanyaan mengapa ini, berarti kamu memang membutuhkan resolusi tersebut dan akan jadi kunci agar bisa fokus ke sana.

Membuat timeline dan menentukan deadline itu sangat perlu biar kamu selalu fokus ke resolusimu tahun depan. Kamu pun akan jadi tahu kapan harus rehat dan kapan harus berhenti. Hal ini akan mengurangi tekanan stres dalam prosesnya. Kalau pertanyaan inipun gak bisa kamu jawab dengan jelas, berarti sebenarnya kamu masih main-main saat membuat resolusi.

Contohnya, tahun depan kamu mau pindah tempat bekerja. Kamu harus punya waktu dulu, kapan harus resign dan apakah saat resign sebaiknya sudah punya pegangan pekerjaan baru atau belum? Dengan begitu, saat menjalani pekerjaan yang sekarang kamu gak akan banyak mengeluh "pengin resign" yang bisa jadi malah menghalangi fokus dalam bekerja.

Gimana? Apakah kamu bisa menjawab keenam pertanyaan tersebut dengan lugas dan jelas? Kalau iya, besok tinggal jalankan proses usaha mewujudkan impian tersebut. Semangat, ya! Semoga berhasil!