Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi teman kerja
ilustrasi teman kerja (pexels.com/Christina Morillo)

Intinya sih...

  • Merasa terasing dari diri sendiri karena hidup berdasarkan keputusan orang lain

  • Mudah menyalahkan dan menyesali pilihan di masa depan, menciptakan siklus emosi negatif yang sulit diputus

  • Sulit mengembangkan rasa percaya diri karena kepercayaan diri terbatas akibat selalu bergantung pada keputusan orang lain

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setiap orang berhak atas arah hidupnya sendiri, namun tidak semua merasa cukup percaya diri untuk menentukan pilihan secara mandiri. Dalam banyak kasus, seseorang justru membiarkan orang lain mengambil keputusan penting atas hidupnya, mulai dari karier, pendidikan, hingga urusan pribadi. Mungkin karena takut salah, tidak ingin mengecewakan, atau merasa bahwa orang lain tahu lebih baik. Tapi, saat keputusan hidup diserahkan sepenuhnya pada orang lain, dampaknya bisa sangat dalam dan tidak selalu terlihat sejak awal.

Ketika suara dari luar menjadi lebih dominan dari suara hati sendiri, identitas dan arah hidup bisa terasa kabur. Hidup seolah dijalani untuk memenuhi harapan orang lain, bukan karena benar-benar sesuai dengan apa yang diyakini. Jika ini terus dibiarkan, seseorang bisa kehilangan kontrol atas hidupnya, bahkan kehilangan makna dari apa yang sedang dijalani. Berikut lima dampak yang bisa muncul jika terus membiarkan orang lain mengambil alih keputusan dalam hidup.

1. Merasa terasing dari diri sendiri

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Buro Millennial)

Hidup berdasarkan keputusan orang lain sering membuat seseorang kehilangan koneksi dengan dirinya sendiri. Lama-kelamaan, muncul kebingungan tentang siapa sebenarnya diri ini, apa yang benar-benar diinginkan, dan apa yang sedang dikejar.

Rasa asing itu membuat hidup terasa seperti rutinitas tanpa arah. Meski mungkin dari luar terlihat “baik-baik saja”, di dalam ada perasaan kosong karena jalur hidup yang ditempuh bukan hasil pilihan pribadi.

2. Mudah menyalahkan dan menyesali pilihan di masa depan

ilustrasi teman (pexels.com/RDNE Stock project)

Ketika hasil dari keputusan itu tidak berjalan sesuai harapan, muncul kecenderungan untuk menyalahkan pihak yang memberi saran atau membuat pilihan tersebut. Penyesalan pun datang, karena merasa tidak punya kendali atas hidup sendiri.

Ini menciptakan siklus emosi negatif yang sulit diputus. Seseorang bisa terus merasa kecewa dan frustrasi, namun tidak belajar dari pengalaman karena keputusan itu bukan berasal dari dirinya sendiri sejak awal.

3. Sulit mengembangkan rasa percaya diri

ilustrasi teman kerja (pexels.com/fauxels)

Kepercayaan diri tumbuh dari proses memilih, mengambil risiko, dan belajar dari pengalaman. Jika selalu bergantung pada keputusan orang lain, kesempatan untuk mengembangkan rasa percaya diri menjadi sangat terbatas.

Lama-kelamaan, seseorang bisa merasa tidak mampu mengambil keputusan penting. Bahkan untuk hal kecil sekalipun, butuh validasi dari luar. Ini membuat langkah hidup selalu ragu dan tidak pernah benar-benar mantap.

4. Hidup terjebak dalam harapan orang lain

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Membiarkan orang lain memutuskan bisa membuat hidup terasa seperti ajang untuk menyenangkan semua pihak, kecuali diri sendiri. Harapan demi harapan terus dipenuhi, tapi semakin jauh dari kebahagiaan sejati.

Perasaan tertekan dan terjebak bisa muncul karena merasa tidak hidup sesuai jati diri. Meski terlihat patuh atau loyal, dalam hati muncul konflik batin yang tidak pernah tuntas karena terus memendam ketidakcocokan.

5. Melewatkan peluang untuk bertumbuh secara personal

ilustrasi bersama pasangan teman (pexels.com/Katerina Holmes)

Keputusan baik yang benar maupun salah adalah bagian dari proses pertumbuhan. Jika selalu diserahkan kepada orang lain, maka banyak pelajaran hidup yang terlewat begitu saja. Padahal, belajar dari kesalahan adalah kunci pendewasaan.

Dengan membuat pilihan sendiri, seseorang belajar menimbang, menganalisis, dan bertanggung jawab. Tapi jika selalu dibimbing tanpa ruang mandiri, kemampuan ini tidak akan pernah benar-benar berkembang.

Membiarkan orang lain memutuskan semua hal penting dalam hidup mungkin terasa nyaman sesaat, tapi dampaknya bisa panjang. Rasa kehilangan arah, kurangnya percaya diri, hingga kesulitan merasa puas dengan hidup bisa muncul karena keputusan yang dijalani bukan milik sendiri. Maka, penting untuk mulai mendengar suara hati dan belajar percaya pada pilihan pribadi karena hanya diri sendiri yang tahu jalan seperti apa yang paling sesuai untuk dijalani.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team