Anak-anak di Pulau Mansinam sedang belajar bersama komunitas Papua Future Project. (dok. Papua Future Project)
Kegiatan yang dilakukan PFP walaupun mendapat dukungan dari warga setempat bukan berarti tanpa kendala. Selain kendala fasilitas pendidikan, profesionalitas guru, dan juga sedikitnya anak muda yang mau diajak untuk mengajar di Papua khususnya di Pulau Mansinam, terdapat kendala sosial terkait adat dan kebiasaan masyarakat Papua dan juga di Pulau Mansinam.
Adat dan kebiasaan yang dimaksud adalah pemahaman masyarakat bahwa anak perempuan tidak perlu mengenyam pendidikan, karena mereka akan dinikahkan saat beranjak remaja atau dinikahkan dalam usia yang masih sangat dini. Tentunya hal ini tidak hanya buruk bagi perkembangan si anak tapi juga buruk bagi kesehatan anak.
Untuk itu diperlukan sosialisasi dan pemahaman kepada warga yang memiliki anak perempuan. "Caranya, kami melakukan pendekatan kepada keluarga si anak, dan menunjukkan bahwa anak perempuannya memiliki nilai yang bagus saat mengikuti kegiatan belajar. Dengan cara ini, kami harapkan keluarga si anak ini mampu terbuka wawasannya," terang Jordy. Lebih lanjut, Jordy mengungkapkan bahwa ada keunikan tersendiri saat ia melakukan kegiatan bersama PFP ini, dimana anak-anak perempuan di Papua ini memiliki tingkat kepintaran atau kecerdasan di atas anak laki-laki.
Selain itu, keperluan dana untuk menunjang kegiatan PFP juga menjadi kendala dimana kita ketahui bahwa operasional kegiatan di Papua memerlukan biaya tidak sedikit. "Sekali sewa perahu untuk menyeberang ke Pulau Mansinam membutuhkan biaya Rp250 ribu, belum lagi kalau kita membawa peralatan penunjang lainnya,"ungkap Jordy.
Namun, untuk kendala dana ini menurut Jordy masih bisa ditanggulangi karena ada saja pihak-pihak yang melakukan donasi ke komunitas ini dan juga adanya bantuan dana dari Unicef untuk pelaksanaan kegiatan sesuai agenda dari Unicef. Selain itu, ia beruntung bisa mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Awards 2022 bidang pendidikan yang dilaksanakan oleh Astra Indonesia, karena dana tersebut bisa digunakan untuk menunjang kegiatan PFP ke depannya.
Saat ditanya mengenai dukungan dana dari pemerintah, Jordy mengungkapkan hingga saat ini belum adanya bantuan dana dari pemerintah. "Semoga ke depannya, pihak pemerintah bisa bersinergi bersama PFP terkait dukungan dana sehingga kami bisa lebih banyak lagi menjangkau anak-anak untuk belajar bersama PFP," ungkap Jordy penuh harap.