tanaman pakcoy yang dibudidayakan di KBA Cengkareng Timur dan tengah menunggu waktu panen tiba (dok. Pribadi/Ines Melia)
Mendengar jika KBA Cengkareng Timur memiliki hasil tanam, saya jadi tergelitik untuk melihat langsung tanaman-tanaman yang ditanam oleh warga. Saya pun diajak oleh Pak Sulaiman untuk melihat kebun di lahan yang berada tepat di seberang kantor sekretariat RW 011.
Saat baru tiba tadi, memang saya sudah melihat ada gerbang hitam besar dan tinggi yang cukup mencolok di sana, karena berada di tengah-tengah rumah warga kampung sekitar yang rata-rata tidak berpagar.
Di balik pagar hitam itulah, ternyata warga di KBA Cengkareng Timur menanam beragam tanaman, mulai dari sayur-sayuran, buah-buahan, hingga tanaman hias.
Saat saya melewati gerbang hitam tersebut, hal pertama yang ada di pikiran saya adalah betapa asrinya pemandangan langka di depan mata saya ini. Sebab dewasa ini saya sudah mulai jarang melihat lahan kosong di Jakarta ditanami berbagai macam tanaman seperti ini.
Dari keluarga sayuran di lahan pertanian tersebut ada tanaman kangkung, daun bawang, pakcoy, terung ungu, pare, singkong, timun, bayam merah, lamtoro atau petai cina, hingga oyong. Sedangkan dari golongan buah-buahan yang ditanaman adalah tomat merah dan hijau, stroberi, anggur, jagung, jeruk, cabai, hingga pisang.
Tak sebanyak tanaman dari sayur-sayuran dan buah-buahan, sejumlah tanaman hias seperti bunga sepatu, kumis kucing, keladi, dan lidah mertua. Bahkan, tanaman Coleus atropurpureus atau yang biasa dikenal dengan sebutan daun miana pun ikut ditanam di sini.
Menurut salah satu petani yang sedang berada di sana, Rahmat, tanaman yang ditanam tidak melulu yang sudah disebutkan tadi.
"Apa aja ditanam di sini," kata pria paruh baya yang biasa disapa Cing Rahmat itu saat diwawancarai di ladang milik KBA Cengkareng Timur pada 11 Desember lalu.
Sayangnya, menurut Cing Rahmat, tanaman-tanaman di sana suka menjadi serbuan para burung gereja. Alhasil beberapa daun sayuran, seperti pakcoy pun banyak berlubang karena menjadi santapan para burung.
Ketika ditanya mengenai hasil panen akan dijual atau dikonsumsi sendiri, Cing Rahmat mengatakan, jika terkadang diberikan kepada warga sekitar atau dijual di pasar yang tak jauh dari ladang tersebut.
Warga yang bisa menjual kembali hasil tanam mereka pun secara tidak langsung ikut berwirausaha, di mana nantinya uang hasil penjualan tersebut akan masuk ke kas KBA Cengkareng Timur untuk selanjutnya dibelikan bibit baru hingga kebutuhan pertanian lainnya.