Lokasi ekowisata di KBA Giri Rejo sebagai bagian dari dukungan KPHL Balikpapan. (dok. Pribadi/Dahli Anggara)
"Swadaya warga yang dilakukan di Giri Rejo ini juga didukung oleh berbagai pihak, lho. Pernah dikunjungi langsung oleh Pak Walikota dan Dinas Pariwisata. Lalu, kami pun didukung oleh KPHL Balikpapan dan mereka meminjamkan lahan untuk ekowisata ini," terang Pak Santoso bangga.
Ekowisata bernama Bamboe Wonodeso sudah dikembangkan warga KBA Giri Rejo sejak 2020 dan kini namanya pun makin terkenal berkat media sosial. Hal tersebut juga rupanya mendapat dukungan dari pihak Pemerintah Kota dan Kesatuan Pengelola Hutan Lindung (KPHL) Balikpapan.
Sudah banyak wisatawan lokal yang hadir di sini. Bukan hanya dari Kota Balikpapan, melainkan juga dari luar daerah. Tingkat antusiasme wisatawan terhadap ekowisata ini makin menambah rasa peduli warga terhadap lingkungan demi kemajuan kampung mereka.
"Bukan cuma dari sekitar, melainkan juga wisatawan dari Samarinda, Bontang, Tenggarong, dan lainnya. Tapi, mereka wajib menjaga kebersihan dan jangan merusak lingkungan sekecil apa pun itu," tambah Pak Santoso sembari mengenalkan konsep ekowisata kepada penulis.
Penulis melihat ada berbagai macam tempat untuk meluangkan waktu dengan alam di sini. Pemadangan danau yang dikelilingi rimbunnya hutan lindung sudah menjadi daya tarik yang cukup kuat bagi banyak orang. Jangan khawatir akses jalan yang buruk. Sebaliknya, KBA Giri Rejo dan fasilitas pariwisatanya sudah dilengkapi dengan akses aspal yang mulus.
Kendati demikian, warga KBA Giri Rejo juga mewajibkan siapa pun yang datang ke wilayah mereka dengan protokol kesehatan yang berlaku. Pasalnya, pandemik atau wabah COVID-19 yang saat ini terjadi masih belum usai.