Ada satu kebiasaan yang diam-diam dialami oleh banyak pencinta literasi yaitu membeli buku tanpa benar-benar membacanya. Rak buku kian penuh, koleksi terus bertambah, namun sebagian besar masih terbungkus rapi dalam plastik. Kadang alasannya sederhana, entah terlalu sibuk, terlalu lelah, atau sekadar senang memiliki. Meskipun terkesan sepele, kebiasaan ini sebenarnya cukup umum dan mencerminkan dinamika psikologis yang menarik.
Fenomena ini menunjukkan bahwa membeli buku tidak selalu berarti seseorang malas membaca. Ada kalanya, keputusan membeli justru didorong oleh kebutuhan emosional atau keinginan untuk memperbaiki diri. Buku yang belum terbaca bukanlah tanda kegagalan, melainkan potret kecil tentang bagaimana manusia berinteraksi dengan aspirasi dan kenyataan. Berikut empat alasan di balik kebiasaan beli buku tapi enggan membacanya.
