Setelah kita membacakan doa bangun tidur dan bangkit dari ranjang, mungkin masih ada rasa kantuk yang tertinggal yang akhirnya membuat kita bermalas-malasan. Nah, supaya rasa kantuk tadi berkurang, kita sebaiknya membasuh wajah kita agar terasa lebih segar.
Dalam proses membasuh wajah tadi, kita dianjurkan untuk melakukan istinsyaq (memasukkan air ke dalam rongga hidung) dan istintsar (mengeluarkan air dari rongga hidung) sebanyak 3 kali sebagai kiat untuk membersihkan hidung kita. Aktivitas ini seperti yang telah disunnahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya yang dikutip dari Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu:
إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِهِ فَتَوَضَّأَ فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلاَثًا ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَبِيتُ عَلَى خَيْشُومِهِ
“Jika salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka hendaklah berwudhu lalu beristintsar (mengeluarkan air dari hidung, pen.) sebanyak tiga kali karena setan bermalam di batang hidungnya.” (HR. Bukhari, no. 3295 dan Muslim, no. 238)
Setelah selesai dengan bagian wajah, kebiasaan Rasulullah yang lain adalah dengan membersihkan area mulut, lebih tepatnya adalah menggosok gigi dengan siwak. Dari Hudzaifah bin Al Yaman radhiallahu’anhu, Rasulullah mengatakan:
كان النبيُّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّم إذا قام مِن الليلِ يَشُوصُ فاه بالسواكِ
“Biasanya Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam jika bangun di malam hari beliau menggosok-gosok mulutnya dengan siwak” (HR. Al Bukhari no. 245, Muslim no. 255).
Adapun anjuran ini dikarenakan ada hikmah di baliknya seperti yang disampaikan oleh Syaikh Shalih Al Fauzan:
وذلك لأن النوم تتغير معه رائحة الفم؛ لتصاعد أبخرة المعدة، والسواك في هذه الحالة ينظف الفم من آثارها
“Ini dianjurkan karena ketika tidur bau mulut biasanya berubah, disebabkan uap dari perut yang naik. Dan dalam keadaan ini, dengan bersiwak akan menghilangkan bau yang tidak sedap di mulut” (Al Mulakhas Al Fiqhi, 1/36).
Selain itu juga, drg Robert Lessang, Sp.Perio mengungkapkan bahwa menggosok gigi setelah bangun tidur dapat mencegah pembentukan plak atau karang pada gigi.
Nah, kalau sahabat enggak punya siwak, no worries! Kita bisa kok pakai pasta dan sikat gigi yang biasa. Ini dikarenakan di zaman Rasulullah dahulu, belum ada yang namanya pasta gigi atau sikat gigi. Jadinya, yang dipakai siwak deh.