Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
menjelang keberangkatan
ilustrasi menjelang keberangkatan (pexels.com/Gustavo Fring)

Buat kamu yang aktif di luar rumah untuk berbagai aktivitas setiap hari pasti perlu bepergian. Buat sekadar rutinitas kerja atau ke kampus saja sudah 5 sampai 6 hari dalam seminggu. Belum kegiatan-kegiatan lainnya.

Jika telah tiba waktumu berangkat tentu dirimu ingin semuanya lancar hingga nanti tiba di tujuan. Jangan sampai kamu terlambat. Namun, tak jarang kendala malah muncul ketika dirimu masih di rumah.

Sekalipun kepergianmu sudah direncanakan sedemikian rupa, ada-ada saja sesuatu yang akhirnya bikin dirimu terburu-buru. Seperti tujuh kejadian di bawah ini yang mungkin lebih dari sekali dialami. Sebagiannya seharusnya dapat dicegah biar tak terulang kembali.

1. Sudah rapi malah ingin BAB

ilustrasi berdandan (pexels.com/Ivan S)

Lancar buang air besar setiap hari tentu harus disyukuri. Kamu tidak perlu mengonsumsi obat apa pun buat sekadar BAB. Ini tanda pencernaanmu sehat. Akan tetapi, waktu mulas yang kurang tepat kadang menyebalkan.

Seperti saat dirimu sudah siap hendak berangkat. Kamu bahkan telah memakai sepatu dan sedang bersiap membawa tas ketika rasa mulas mulai datang. Rasa ini gak mungkin diabaikan atau ditahan.

Nanti malah rasa mulas tak tertahankan di tengah jalan. Terpaksa dirimu kembali menurunkan tas serta melepas sepatu demi ke kamar mandi dulu. Rasa gugup atau cemas juga membuatmu lebih mudah mulas tiba-tiba. Buatmu yang kerap begini, jangan berangkat terlalu mepet.

2. Lupa menaruh kunci, smartphone, atau dompet

ilustrasi kunci dan dompet (pexels.com/Karola G)

Kunci yang dicari gak ketemu-ketemu bisa kunci kendaraan atau rumah. Dua-duanya sama-sama bikin kamu panik. Kamu tidak mungkin meninggalkan rumah tanpa dikunci jika tak ada keluarga.

Demikian pula kehilangan kunci kendaraan membuatmu tak kunjung berangkat. Jika kunci kendaraan gak juga ditemukan, satu-satunya solusi naik kendaraan umum atau pesan ojol. Begitu pula merasa kehilangan dompet di rumah sendiri langsung bikin panik. Gak semua transaksi bisa non-tunai.

Pun di dalam dompet ada KTP, SIM, serta STNK. Jangan sampai dirimu kena tilang jika berkendara tanpa membawanya. Lupa menaruh smartphone juga sama menyebalkannya. Kalau ada anggota keluarga, dirimu dapat minta mereka menelepon nomormu supaya berdering. Bila kamu tinggal sendiri, bingung pun sendirian.

3. Ban kempis, bahan bakar hampir habis, atau kendaraan mogok

ilustrasi siap berangkat (pexels.com/Katya Wolf)

Halangan terkait kendaraan pribadi di waktu keberangkatan juga bikin kamu stres. Rasanya kemarin motor atau mobilmu masih baik-baik saja. Namun, ternyata kini bannya tampak kempis. Dirimu tidak bisa mengendarainya untuk jarak yang agak jauh.

Masalah lainnya, bahan bakar yang terlalu sedikit. Ini mungkin terjadi setelah kendaraanmu dipinjam orang. Dia tak mengisi kembali bahan bakarnya. Kamu pun gak mengecek bahan bakarnya sebelum dipinjamkan. Dirimu menjadi tidak bisa mengira-ngira perlu memintanya mengisikan bahan bakar atau tidak.

Daripada kehabisan bahan bakar di tengah jalan mending beralih dulu ke angkutan umum atau ojek online. Namun, kendaraan mogok sejak masih di garasi juga tak kalah menjengkelkannya. Selain dirimu mesti mencari cara lain buat berangkat, sudah terbayang mengundang montir. Biayanya gak sedikit.

4. Orangtua minta ini itu

ilustrasi berbicara dengan ibu (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Beberapa orangtua yang sudah lanjut usia rewel setiap akan ditinggal anaknya. Seperti usaha untuk mencari perhatian sekaligus menahanmu lebih lama di rumah. Sejak tadi ketika waktumu masih longgar atau kemarin, mereka tak bilang apa-apa.

Akan tetapi, di menit-menit keberangkatanmu ada saja permintaaan yang membuatmu repot. Seperti orangtua minta dibelikan sesuatu dulu bahkan menyuruhmu membersihkan berbagai hal. Padahal, menurutmu semua permintaannya tak ada yang urgen. Namun, penolakanmu bisa membuat mereka marah.

5. Anak menangis tak mau ditinggal

ilustrasi anak menangis (pexels.com/George Pak)

Terdapat balita di rumah memang selalu ada dramanya. Kelekatan balita pada orangtua biasanya amat tinggi. Sebenarnya kamu senang-senang saja bersama anak. Masalahnya, dirimu harus segera pergi dan tidak bisa mengajak anak.

Suara tangisannya yang melengking sampai terdengar dari luar. Kamu gak tega, tapi mau bagaimana lagi? Anak makin coba ditenangkan olehmu justru makin rewel. Suka atau tidak dirimu kudu menyerahkannya pada orang di rumah.

6. Ada kendaraan menghalangi pintu pagar

ilustrasi mobil (pexels.com/Lloyd Freeman)

Parkir sembarangan kerap terjadi baik di permukiman maupun kawasan pertokoan dan perkantoran yang gak punya tempat parkir memadai. Celakanya, kali ini persis di depan pintu pagarmu yang dipakai orang buat parkir. Masih mending jika kamu tahu siapa pemiliknya sehingga dapat segera memanggilnya.

Seandainya pemilik kendaraan tak diketahui, bagaimana dirimu hendak memindahkannya? Asli bikin emosi, sih. Apalagi kalau kamu sudah membuat tulisan larangan memarkirkan kendaraan di depan pagar pun tetap dilanggar.

7. Penutupan jalan tanpa pemberitahuan

ilustrasi penutupan jalan (pexels.com/John Guccione www.advergroup.com)

Jalan yang seharusnya fasilitas umum dan bisa dilalui kapan pun kadang ditutup tanpa pemberitahuan. Bahkan ada juga orang yang seenaknya menutup jalan demi kepentingan pribadi seperti hajatan. Kalaupun penutupan jalan disebabkan ada perbaikan atau demonstrasi, ketidaktahuan membuatmu membuang banyak waktu.

Melintasi jalan lain makan waktu lebih lama. Atau, pengalihan rute mendadak menyebabkan kemacetan panjang di sejumlah ruas jalan. Kalau situasinya sangat tidak kondusif, rasanya dirimu ingin pulang saja.

Adanya persoalan-persoalan menjelang keberangkatan bisa membuatmu telat, panik, atau bad mood seharian. Cegah sebagian besarnya seperti dengan menyimpan kunci, dompet, serta smartphone di tempat tertentu. Atau, H-1 bahkan H-2 ingatkan kembali orangtua bahwa dirimu akan pergi. Bila ada sesuatu yang perlu dilakukan dulu olehmu, tolong sampaikan secepatnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team