Untuk mengerti the beauty of suffering, kita harus mengerti terlebih dahulu, kenapa rasa sakit itu ada. Rasa sakit lebih seperti sebuah tanda bahwa ada sesuatu yang berbahaya dalam hidup. Rasa sakit menjadi sebuah pengingat untuk kita agar mampu menghindari hal-hal yang berbahaya di kemudian hari.
Ini adalah cara kita berkembang, namun di era modern seperti ini, "penderitaan" tak selalu bersifat fisik. Seringkali penderitaan malah berwujud proses mental yang ingin kita lewati namun tak bisa.
Contohnya adalah saat kita masih muda, belajar dan bikin PR bisa dimasukkan dalam kategori "penderitaan" karena kita sebenarnya lebih memilih main ke luar daripada bikin PR. Tapi kalau nggak belajar, kita nggak bisa dapat apa-apa dan nilai sekolah jadi jelek.
Prinsip yang sama bisa diterapkan dalam dunia orang dewasa. Bekerja keras bisa menjadi sebuah "penderitaan" bagi beberapa orang. Jika orang-orang bisa mencoba untuk menyingkirkan "penderitaan" ini dengan bermalas-malasan di kantor, pekerjaan mereka pasti akan berantakan.