Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kerja remote
ilustrasi kerja remote (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Intinya sih...

  • Jadwal kerja terlalu longgar dan tanpa struktur

  • Kualitas koneksi internet diabaikan, menghambat produktivitas

  • Sulit memisahkan waktu kerja dan waktu santai, fokus terpecah

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Konsep workcation terdengar menyenangkan karena menggabungkan pekerjaan dan liburan dalam satu waktu. Banyak orang membayangkan bisa tetap produktif sambil menikmati suasana baru, udara segar, dan pemandangan yang menenangkan. Namun pada praktiknya, gak sedikit yang justru merasa produktivitas menurun karena beberapa kesalahan kecil yang sering luput disadari.

Perpaduan antara suasana santai dan tanggung jawab kerja memang butuh strategi khusus agar tetap seimbang. Tanpa pengelolaan yang tepat, workcation bisa berubah menjadi liburan setengah matang atau pekerjaan yang terasa makin berat. Supaya pengalaman ini tetap efektif dan menyenangkan, yuk bahas kesalahan kecil yang sering terjadi agar bisa dihindari sejak awal!

1. Terlalu longgar mengatur jadwal kerja

ilustrasi digital nomad (unsplash.com/Aleh Tsikhanau)

Salah satu kesalahan paling umum saat workcation adalah membuat jadwal kerja terlalu fleksibel hingga kehilangan struktur. Banyak orang berpikir suasana liburan berarti bebas mengatur waktu sesuka hati, padahal tanpa batasan yang jelas, fokus mudah buyar. Akibatnya, pekerjaan tertunda dan waktu malah habis untuk aktivitas yang kurang produktif.

Padahal, ritme kerja yang teratur justru membantu menjaga konsentrasi meski berada di tempat baru. Menentukan jam mulai dan selesai kerja membantu otak tetap berada dalam mode produktif. Dengan begitu, waktu santai tetap terasa nikmat tanpa rasa bersalah karena tugas terbengkalai.

2. Mengabaikan kualitas koneksi internet

ilustrasi digital nomad (unsplash.com/Austin Distel)

Koneksi internet sering dianggap sepele saat merencanakan workcation, padahal faktor ini sangat krusial. Banyak orang tergoda memilih tempat indah tanpa memastikan kualitas jaringan yang memadai. Akibatnya, pekerjaan terhambat karena koneksi tidak stabil atau sering terputus.

Masalah ini bisa berdampak besar pada alur kerja, terutama jika aktivitas harian bergantung pada komunikasi daring. Koneksi yang buruk bukan hanya menghambat produktivitas, tetapi juga meningkatkan stres. Memastikan kualitas jaringan sebelum menetap adalah langkah sederhana yang sering terlewat namun sangat menentukan.

3. Terlalu sering mencampur waktu kerja dan waktu santai

ilustrasi bosan kerja remote (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kesalahan lain yang sering terjadi adalah sulit memisahkan waktu kerja dan waktu bersantai. Banyak yang berpikir bisa bekerja sambil menikmati suasana liburan, tetapi tanpa batas jelas, fokus justru terpecah. Akhirnya pekerjaan terasa tidak maksimal dan waktu santai pun terasa kurang memuaskan.

Menciptakan batas mental antara jam kerja dan waktu pribadi sangat penting saat menjalani workcation. Dengan pembagian waktu yang jelas, otak dapat beradaptasi lebih baik terhadap perubahan ritme. Hasilnya, produktivitas tetap terjaga dan pengalaman liburan terasa lebih utuh.

4. Membawa terlalu banyak distraksi digital

ilustrasi kerja remote (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Keberadaan gawai memang membantu pekerjaan, tetapi juga menjadi sumber distraksi terbesar saat workcation. Notifikasi media sosial, pesan pribadi, dan konten hiburan sering kali mencuri fokus tanpa disadari. Hal ini membuat waktu kerja terasa lebih lama karena konsentrasi terus terpecah.

Mengatur batas penggunaan aplikasi non-esensial menjadi langkah penting untuk menjaga fokus. Mengurangi distraksi digital membantu otak bekerja lebih efisien dan cepat menyelesaikan tugas. Dengan begitu, waktu luang bisa dinikmati tanpa beban pekerjaan yang tertunda.

5. Mengabaikan kebutuhan fisik dan mental

ilustrasi bosan kerja remote (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Kesalahan terakhir yang sering terjadi adalah mengabaikan kondisi tubuh dan mental selama workcation. Banyak orang memaksakan diri tetap produktif meski tubuh sudah lelah atau pikiran jenuh. Padahal, kelelahan justru menurunkan kualitas kerja dan memperbesar risiko stres.

Menjaga pola tidur, makan teratur, dan memberi waktu istirahat yang cukup sangat penting selama bekerja dari lokasi baru. Tubuh yang segar dan pikiran yang tenang membantu menjaga fokus tetap stabil. Dengan kondisi yang seimbang, workcation bisa benar-benar memberikan manfaat tanpa mengorbankan kesehatan.

Workcation seharusnya menjadi pengalaman yang menyenangkan sekaligus produktif, bukan sumber kelelahan baru. Kesalahan kecil seperti manajemen waktu yang buruk atau kurangnya persiapan sering kali menjadi penghambat utama. Dengan mengenali dan menghindari kesalahan tersebut, produktivitas tetap terjaga dan pengalaman bekerja dari mana saja bisa terasa jauh lebih bermakna.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian