Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bekerja (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi bekerja (pexels.com/Anna Shvets)

Intinya sih...

  • Ekspektasi yang tidak realistis bisa membuat kecewa dan frustasi
  • Riset mendalam sebelum memulai hal baru sangat penting untuk persiapan yang matang
  • Fokus pada satu area terlebih dahulu dan konsistensi dalam belajar adalah kunci kesuksesan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Memulai sesuatu yang baru memang selalu bikin excited, entah itu pekerjaan baru, hobi baru, atau bahkan hubungan baru. Ada rasa optimisme yang tinggi dan semangat yang menggebu-gebu untuk segera terjun dan merasakan pengalaman seru tersebut. Tapi sayangnya, kebanyakan dari kita sering terjebak dalam kesalahan-kesalahan yang sama saat memulai hal baru, yang ujung-ujungnya malah bikin frustrasi dan menyerah di tengah jalan.

Kesalahan-kesalahan ini sebenarnya bisa dihindari kalau kita lebih aware dan punya persiapan yang tepat. Masalahnya, kita sering terbawa euforia awal dan lupa untuk berpikir lebih realistis tentang tantangan yang akan dihadapi. Nah, biar kamu gak mengulang kesalahan yang sama dan bisa sukses dalam memulai hal baru, yuk kenali lima kesalahan paling umum yang sering dilakukan orang-orang saat memulai sesuatu yang baru!

1. Menargetkan hasil yang terlalu tinggi dalam waktu singkat

ilustrasi bekerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Kesalahan paling fatal saat memulai sesuatu yang baru adalah setting ekspektasi yang unrealistic. Kamu mungkin berharap bisa mahir main gitar dalam sebulan, atau langsung jadi expert di bidang baru dalam waktu singkat. Padahal, skill apapun butuh waktu dan proses yang gak bisa dipaksakan. Ekspektasi yang terlalu tinggi ini justru bikin kamu cepat kecewa ketika realita gak sesuai dengan harapan.

Daripada ngejar target yang terlalu ambisius, lebih baik pecah tujuan besar jadi milestone-milestone kecil yang achievable. Misalnya, kalau kamu mau belajar bahasa asing, jangan langsung target bisa fluent dalam tiga bulan. Mulai dengan target bisa ngobrol simple conversation dalam enam bulan, atau hafal 500 vocab dalam dua bulan. Dengan cara ini, kamu bakal merasakan progress secara konsisten dan tetap termotivasi untuk terus belajar.

2. Gak melakukan riset dan persiapan yang cukup sebelum memulai

ilustrasi berpikir (pexels.com/Sora Shimazaki)

Banyak orang yang terburu-buru memulai tanpa melakukan homework terlebih dahulu. Mereka langsung terjun tanpa tahu apa yang dibutuhkan, tantangan apa yang akan dihadapi, atau bahkan basic knowledge yang diperlukan. Akibatnya, mereka sering mentok di tengah jalan dan merasa overwhelmed karena gak siap menghadapi kenyataan yang ada.

Sebelum memulai hal baru, luangkan waktu untuk riset mendalam tentang apa yang akan kamu hadapi. Cari tahu tools apa yang dibutuhkan, skill prerequisite yang harus dikuasai, dan perkiraan waktu yang realistic untuk mencapai tujuan. Kamu juga bisa belajar dari pengalaman orang lain yang udah lebih dulu terjun di bidang tersebut. Dengan persiapan yang matang, kamu bakal lebih confident dan tahu langkah-langkah yang harus diambil.

3. Mencoba menguasai semua aspek sekaligus tanpa fokus

ilustrasi gawai (pexels.com/Anna Nekrashevich)

Ketika excited dengan hal baru, kita sering pengen belajar semua hal sekaligus. Kalau lagi belajar programming, misalnya, kamu mungkin pengen sekaligus belajar web development, mobile app, data science, dan AI. Padahal, pendekatan seperti ini justru counterproductive karena energi dan fokus jadi terpecah-pecah. Hasilnya, kamu gak benar-benar menguasai satu hal pun dengan baik.

Lebih efektif kalau kamu fokus pada satu area dulu sampai benar-benar solid, baru kemudian expand ke area lain. Pilih satu aspek yang paling fundamental atau yang paling aligned dengan tujuan utamamu. Misalnya, kalau kamu tertarik jadi web developer, fokus dulu pada HTML, CSS, dan JavaScript sebelum lanjut ke framework yang lebih kompleks. Dengan pendekatan ini, dasar kamu bakal kuat dan lebih mudah untuk develop skill-skill lainnya.

4. Gak konsisten dalam menjalankan rutinitas belajar atau latihan

ilustrasi bekerja (pexels.com/Tony Schnagl)

Konsistensi adalah kunci utama dalam menguasai hal baru, tapi ini justru yang paling sering diabaikan. Banyak orang yang semangat di awal, latihan atau belajar intensif selama beberapa hari, terus tiba-tiba berhenti total ketika motivasi mulai turun. Padahal, skill building itu seperti fitness, butuh latihan rutin dan konsisten untuk melihat hasil yang signifikan.

Daripada marathon belajar yang unsustainable, lebih baik buat jadwal yang realistis dan bisa dijalankan jangka panjang. Misalnya, komitmen 30 menit setiap hari jauh lebih efektif daripada belajar 5 jam sekali seminggu. Kamu juga bisa pakai teknik habit stacking, di mana kamu attach aktivitas baru dengan kebiasaan yang udah established. Contohnya, belajar bahasa asing setiap habis sarapan, atau latihan coding setiap sebelum tidur.

5. Terlalu cepat menyerah ketika menghadapi tantangan atau kegagalan pertama

ilustrasi lelah bekerja. (pexels.com/Yan Krukau)

Obstacle dan kegagalan adalah bagian normal dari proses belajar, tapi banyak orang yang langsung menyerah ketika menghadapi kesulitan pertama. Mereka menginterpretasikan tantangan sebagai tanda bahwa mereka "gak berbakat" atau "gak cocok" dengan hal tersebut. Padahal, hampir semua expert di bidang apapun pasti pernah mengalami fase struggle dan ingin menyerah.

Mindset yang lebih sehat adalah melihat kegagalan sebagai feedback dan opportunity untuk belajar. Ketika kamu stuck atau gagal, jangan langsung menyerah, tapi analisis apa yang salah dan gimana cara memperbaikinya. Cari bantuan dari mentor, join community, atau coba approach yang berbeda. Ingat, yang membedakan orang sukses dengan yang gak sukses bukan karena mereka gak pernah gagal, tapi karena mereka gak menyerah ketika menghadapi kegagalan.

Memulai sesuatu yang baru memang challenging, tapi dengan awareness tentang kesalahan-kesalahan umum di atas, kamu bisa navigate prosesnya dengan lebih smart dan efektif. Ingat, setiap expert pernah jadi beginner, dan setiap master skill pernah mengalami fase awkward dan frustrating. Jadi, jangan takut untuk memulai, tapi pastikan kamu memulai dengan cara yang tepat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team