Di tengah keraguan ini, aku tetap memegang keyakinan pada kehendak Tuhan. Aku hanya berusaha menjalani hidupku sebaik mungkin dan tidak membiarkan tangan ini berpangku begitu saja. Melakukan apapun dengan optimal, bukankah hasilnya juga akan bermanfaat untuk orang-orang di sekitar? Dengan kesabaran dan ketekunan yang tak pernah meregang, toh juga tidak akan ada masa depan yang sia-sia.
Tuhan sudah pasti telah menggariskan takdir setiap orang sedemikian rupa. Setiap umat-Nya akan menemui takdir itu lewat kerja kerasnya. Maka dari itu, apa yang kujalani sekarang, aku yakin indah. Semua akan lebih indah lagi di masa depan karena akan kupetik buah-buah terbaik atas apa yang kutanam sejak dulu.
Mungkin itu dulu yang dapat aku sampaikan. Tak terasa waktu berdetak cepat dan malam semakin larut. Esok hari, aku akan meneruskan profesiku. Hal-hal besar pasti sudah menantikanku tanpa rasa sabar. Begitu pula aku menunggu mereka tanpa pernah ada sabarnya. Aku harap, di situlah aku menemukan keberuntungan dan masa depan yang mapan. Ya, aku yakin dan optimis!
Sampai jumpa di surat selanjutnya, Tuhan. Terima kasih sudah selalu menjadi sahabatku saat merana dan gundah gulana.
Dari aku,
Umat-Mu yang meniti masa depannya.