ilustrasi menyiapkan buka puasa (pexels.com/Thirdman)
Bulan Syaban menjadi bulan yang istimewa. Pada bulan Syaban, amal manusia akan di angkat ke langit dan diperhitungkan oleh Allah.
Dalam beberapa riwayat, Rasulullah mencontohkan pada umatnya untuk berpuasa pada bulan Syaban, yakni bulan antara Rajab dan Ramadan. Hal ini dimaksudkan supaya ketika amalan diperhitungkan, orang-orang Muslim dalam keadaan berpuasa.
"Bulan itu, banyak manusia yang lalai, yaitu (bulan) antara Rajab dan Ramadhan, bulan diangkatnya amal-amal kepada Rabb semesta alam, dan aku ingin amalku diangkat dalam keadaan aku sedang berpuasa,” demikian penjelasan Rasulullah melalui hadis riwayat Usamah bin Zaid RA, dikutip dari laman resmi Muhammadiyah.
Oleh karenanya, banyak anjuran untuk memperbanyak puasa sunah, sebagaimana hadis di bawah ini:
"Apabila tiba malam Nisfu Syaban, maka hidupkan malamnya dan berpuasalah di siang harinya," (HR Ibnu Majah dalam as-Sunan dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman).