Fenomena quiet hustle semakin ramai dibicarakan, terutama di kalangan anak muda dan pekerja Gen Z. Jika biasanya hustle culture identik dengan kerja keras yang diumbar di media sosial, quiet hustle justru kebalikannya: bekerja diam-diam, mengembangkan proyek atau usaha sampingan tanpa banyak sorotan. Tujuannya bukan untuk pamer, melainkan untuk memperkuat finansial, membangun keterampilan baru, atau sekadar mengejar passion pribadi.
Namun, ada tantangan tersendiri. Menjalani quiet hustle sering kali memakan waktu dan energi tambahan di luar pekerjaan utama. Kalau tidak pintar mengelola, aktivitas ini bisa berdampak pada hubungan sosial, baik dengan keluarga, teman, maupun pasangan. Nah, biar tetap produktif sekaligus menjaga koneksi sosial tetap sehat, berikut 5 kiat yang bisa kamu terapkan!