Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi beres-beres (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Seringkah kamu disebut orang lelet oleh teman-teman di sekitar? Baik dalam mengerjakan tugas rumah tangga maupun pekerjaan, kamu dikenal gak bisa cepat. Bahkan, bersiap-siap setiap hendak pergi pun memakan begitu banyak waktu.

Sudah saatnya kamu mengubah kebiasaan dari lelet menjadi lebih cekatan. Sebab kebiasaan lelet juga merugikan orang lain. Mereka yang berurusan denganmu sering kehilangan kesabaran karena harus menunggumu dalam waktu lama. Langkah-langkah berikut ini segera kamu mulai.

1. Ingat bahwa waktumu maupun waktu orang lain sama terbatasnya

ilustrasi melihat jam (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kamu cuma punya waktu 24 jam. Waktu tersebut sebenarnya cukup untuk melakukan banyak hal. Akan tetapi karena kamu lelet, dirimu selalu hanya bisa mengerjakan sedikit tugas setiap harinya. Banyak hal dalam hidupmu menjadi terbengkalai dan akhirnya berpengaruh pada masa depanmu.

Sementara itu, waktu orang lain juga sama. Artinya, mereka tidak bisa memberikan terlalu banyak waktu cuma buat menunggu kamu selesai dengan sesuatu. Sikap leletmu akan terasa sebagai menyepelekan waktu orang lain.

2. Pahami juga bahwa sikap lelet mengesankan kemalasan dan ini membuat citramu buruk

ilustrasi bermalas-malasan (pexels.com/Max Bonda)

Lelet dan malas itu sebelas, dua belas. Orang yang rajin tak mungkin lelet dalam mengerjakan apa pun. Ia akan selekasnya menyelesaikan suatu pekerjaan lalu berpindah ke pekerjaan lainnya. Sedang orang malas selalu punya alasan untuk menunda pengerjaan tugas.

Hal-hal yang sejatinya dapat dikerjakan dengan cepat pun menjadi makan banyak waktu. Padahal, kesan malas ini gak ada bagusnya buat citra dirimu. Kalau kamu terkesan malas, orang lain juga jadi malas berurusan denganmu. Apalagi bila mereka harus menyerahkan tugas-tugas penting. Lebih baik mencari orang lain.

3. Ukur produktivitasmu sejauh ini dibandingkan dengan harapanmu

ilustrasi kerja sambil rebahan (pexels.com/Anna Tarazevich)

Bagaimana kamu akan mampu produktif jika sikap lelet masih dipelihara? Mengejar produktivitas memang tidak berarti bekerja atau melakukan apa pun dengan secepat-cepatnya. Nanti kamu malah mengabaikan kehati-hatian sehingga banyak hasil kerjamu yang keliru.

Namun, mengejar produktivitas jelas bertolak belakang dengan sikap lelet. Kamu perlu berusaha memperbanyak tugas yang berhasil diselesaikan setiap harinya. Masing-masing tugas ada jatah waktu pengerjaannya. Jangan sampai mengambil waktu pengerjaan tugas yang lain. 

4. Jaga fokusmu dalam waktu tertentu, hindari distraksi

ilustrasi pecah fokus (pexels.com/Tiger Lily)

Di samping rasa malas, kebiasaan lelet juga dipicu oleh mudahnya konsentrasimu terpecah. Perhatianmu cepat teralihkan oleh berbagai stimulus dari luar. Bukan cuma karena kamu membuka media sosial saat bekerja. Akan tetapi, suara atau gerakan orang lain di sekitarmu saja sudah membuatmu terjeda dari pekerjaan.

Ketegasan pada diri sendiri menjadi penting. Kamu kudu melatih fokusmu. Mulailah dari waktu yang singkat. Seperti memaksa diri berkonsentrasi penuh pada pekerjaan selama 30 menit. Setelah itu baru boleh melakukan hal lain barang 5 menit, seperti membuka HP atau berbicara dengan teman.

5. Ambil inisiatif, jangan hanya menunggu perintah

ilustrasi bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Penyebab kebiasaan lelet yang berikutnya adalah sikap pasif. Kamu hanya menanti datangnya instruksi. Jika belum ada yang memerintahmu untuk mengerjakan apa pun, kamu bakal diam saja. Padahal, hal-hal yang perlu digarap telah menjadi rutinitasmu.

Seharusnya, kamu sudah otomatis mengerjakannya. Bahkan buat pekerjaan yang agak berbeda dari biasanya, tetapi kamu tahu itu bagian dari tanggung jawabmu juga harus segera dilaksanakan. Bila kamu punya inisiatif begini, kebiasaan lelet bakal hilang.

Hambatan terbesar dari menghapus kebiasaan lelet adalah keinginanmu supaya orang-orang memaklumi kelambananmu. Kamu malah sering menyuruh mereka agar bersabar, seakan-akan merekalah yang terlalu tergesa-gesa. Segeralah berintrospeksi dan memperbaiki kebiasaan leletmu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team