Kisah Inspiratif Baek Se Hee, Penulis Buku Best Seller tentang Depresi

Baek Se Hee adalah seorang penulis yang lahir pada 25 Februari 1990 di Seoul, Korea Selatan. Ia meraih kepopulerannya sejak bukunya yang berjudul 'I Want To Die But I Want To Eat Tteopokki' sukses besar menggenggam predikat best seller.
Buku itu sendiri bergenre self improvement yang terdiri dari dua seri. Seri pertama memiliki kategori 17+ dan tebal sebanyak 236 halaman. Cetakan pertamanya yakni pada Agustus 2019, sementara seri kedua dirilis tepat satu tahun setelahnya.
Di buku 'I Want To Die But I Want To Eat Tteopokki', Baek Se Hee menggunakan format dialog konsultasi antara ia dan psikiaternya. Dialog ini membahas mengenai depresi yang dirinya alami hingga akhirnya berhasil pulih total dan sehat secara mental.
Proses dan fase Baek Se Hee menaklukkan depresinya tentu tidak mudah. Ada banyak hal problematik yang dialaminya. Secara tidak langsung, ia membuktikan bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan jasmani. Apa saja ya, yang telah dilaluinya hingga bisa menjadi sosok inspiratif?
1. Memiliki hubungan yang rumit dengan orang-orang di sekitarnya
Dilansir dari beberapa ulasan mengenai bukunya, diketahui Baek Se Hee memiliki hubungan yang buruk dengan keluarga, teman, dan pacarnya. Sepanjang hari, Baek Se Hee selalu diselimuti oleh rasa cemas, pesimis, dan overthinking yang membuat ia jadi membenci dirinya sendiri. Baek Se Hee pun membahas perasaan insecure ini di dalam bukunya.
Aku: Bagaimana caranya agar bisa mengubah pikiran bahwa saya ini standart dan biasa saja?
Psikiater: Memangnya hal itu merupakan masalah yang harus diperbaiki?
Aku: Iya, karena saya ingin mencintai diri saya sendiri. (I Want To Die But I Want To Eat Tteopokki)