Meski tantangannya besar, Rohman menjalankannya dengan suka cita. Sebab, olahraga menjadi salah satu passion terbesarnya. Dulu saat kuliah, dia ingin menjadi guru olahraga. Namun, karena persaingan semakin tinggi, ia memutuskan untuk beralih dan mencoba fitness.
"Saya jadi yang pertama dari jurusan saya yang beralih ke tempat fitness," ucapnya. Selanjutnya dia memilih program TRX karena sesuai dengan passion-nya di bidang exercise.
Soal jenuh dan bosan, Rohman tak memungkiri pernah mengalaminya. Dia mengatasinya dengan cara melampiaskan kembali ke olahraga atau berwisata alam.
Memiliki banyak target juga membantunya mengatasi kebosanan dan membuatnya lebih refresh. Sesekali dia keluar ikut perlombaan olahraga, seperti maraton. "Jadi liburan sembari olahraga juga."
Saat ditanya pernah kepikiran untuk menjadi binaragawan, Rohman mengiyakan. Dia pernah mengikuti beberapa body contest.
Hanya saja, dia kesulitan mengikuti kontes binaraga kelas berat, karena badannya susah gemuk. Alhasil, ia lebih memilih body contest dalam kelas-kelas kecil. "Yang penting saya sudah pengalaman ikut lomba dan pernah megang piala juga," katanya.
Selain itu, dia juga pernah masuk dalam tim Persatuan Sepak Bola Lamongan (Persela). Sempat terpikirkan untuk kembali masuk sebagai punggawa lapangan bola. Rohman berkata, "Tapi kehidupan sepak bola masih jauh dari kata makmur. Buat mata pencaharian masih susah."
Kehidupan di gym memberikan banyak pelajaran berharga baginya. Ia harus selalu update dan meningkatkan skill-nya. Kalau tidak, ia akan ditinggalkan banyak orang. Ini bukan soal tuntutan perusahaan, kata dia, tapi lebih ke kemauan diri sendiri untuk terus update dan upgrade.
Di sisi lain, pekerjaannya ini membuatnya tak bisa menjalani Ramadan bersama keluarga. Saat ditanya soal rutinitas buka bersama dengan keluarga yang kerap ditunggu-tunggu sebagai momen spesial saat bulan puasa, ia menjawab, " Hampir gak pernah, ini sudah lima tahun lebih. Kadang cuma bisa teleponan sama ibu."
Bukan berarti tak merindukan momen Ramadan bersama keluarga, ia justru kerap teringat keluarga di kota kelahirannya. Menikmati momen Ramadan bersama teman-teman dekat dan beraktivitas lebih produktif menjadikan puasanya lebih bermakna.
Sebagai gantinya, pria yang hobi traveling itu meminta cuti agak panjang saat Lebaran untuk membayar lunas rindunya pada keluarga.