Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Febriyanti Revitasari

Nama Melisa Irene barangkali belum terlalu familiar untuk banyak orang. Tapi untuk pegiat startup, nama ini bisa jadi bukanlah baru. Sosoknya bagaikan Srikandi bagi seluruh perusahaan besutan yang diampunya. Maka, tak mengherankan kalau ia meraih posisi Partner termuda di perusahaan modal ventura East Ventura.

Bahkan di bidang yang didominasi laki-laki, namanya tetap berkibar. Siapa sangka, prestasinya diraih dalam waktu 3 tahun setelah lulus sarjana? Ini bukanlah hal yang mudah mengingat umumnya Partner langsung bergabung pada posisi tersebut. Sementara Irene memulainya dari nol. Menarik bukan? Yuk, kita simak kisah Melisa Irene berikut ini!

1. Irene mengambil perkuliahan di bidang akuntansi. Berawal dari pengalamannya saat magang, kecintaan pada dunia teknologi dimulai

IDN Times/Febriyanti Revitasari

Irene mengaku, ia tak memiliki cita-cita khusus sebelumnya. Di saat teman-temannya mengincar kesempatan di Big Four Accounting Firms, ia tak punya pikiran yang sama. Lantas, ia mengisahkan awal mula perkenalannya dengan dunia teknologi, khususnya startup.

"Dulu pernah magang di FMCG company. Pas menangani brand produk bayi, selalu tergantung sama satu startup dan gak bisa kerja sendiri," tuturnya. Ia keheranan mengapa sebuah brand yang berusia puluhan tahun dan posisinya cukup kuat, masih membutuhkan startup berusia dini. 

Sampai di sini, dirinya sadar pertumbuhan teknologi Indonesia terbilang tinggi. Ia ingin terus memantau transformasi digital Indonesia di segala industri. Pertemuan dengan teman yang bekerja di perusahaan modal ventura East Ventures, menjawab rasa penasarannya.

2. Posisi yang dipegang Irene tidaklah instan. Sebelum jadi Partner, ia memulai semuanya dari nol dengan ketekunan

Editorial Team

Tonton lebih seru di