Berbekal kecintaannya terhadap kampung halaman, seorang laki-laki berdarah Minang bernama David Hidayat atau lebih dikenal sebagai David Andespin rela memupuskan harapan orangtuanya demi memberikan dampak positif pada kampung halamannya yang berlokasi di Desa Nagari Sungai Pinang, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Bagaimana tidak, laki-laki tamatan Universitas Bung Hatta di Fakultas Kelautan dan Ilmu Perikanan ini seharusnya memiliki pekerjaan di kota sesuai keinginan orangtuanya ketimbang melakukan gerakan aksi sosial di kampungnya sendiri yang dianggap tidak memberikan penghasilan.
Kerisauan David Hidayat akibat kerusakan yang terjadi di Bumi Pertiwi, terkhusus lautan, membuatnya tergerak untuk memperbaiki dan mempertahankan kelangsungan biota laut. Padatnya sampah yang mengotori daratan maupun lautan, terutama pencemaran laut seperti masuknya bahan kimia, pembuangan limbah dan unsur radioaktif, serta banyak faktor lainnya, menimbulkan kerusakan pada terumbu karang dan biota laut. Di samping itu, perubahan iklim, cahaya, dan nutrisi, membuat terumbu karang makin memutih.
Tak ingin mengutuki keadaan yang telah terjadi, David pun segera mengambil aksi nyata untuk melestarikan alam semesta, terutama laut pesisir selatan di kampung halamannya sendiri.
Keluh kesah saja tidak akan bisa mengubah keadaan. Itu sebabnya dia memulainya dari hal kecil dahulu. Ya, berkat minatnya akan lautan dan menyelam, David pun membentuk gerakan Anak Desa Sungai Pinang (Andespin) yang ia gagas pada 2014, tepat hampir 10 tahun silam. Dengan ketulusan hati dan kerja keras, David berkesempatan menjadi salah satu pemenang penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2022 di Bidang Lingkungan. Jadi, apa itu sebenarnya Andespin dan program-program apa yang diusung David Andespin untuk kelestarian laut di desanya?