Kisah Krisna Adi Gani Merajut Impian di Tengah Keterbatasan

Dilahirkan dengan kondisi fisik yang berbeda dengan teman-teman pada umumnya, Krisna tak pernah membatasi diri untuk mengeksplorasi dunia seni. Sejak kecil, pemuda Bali ini sudah menunjukkan minat yang besar pada dunia mode. 

"Jadi sebenarnya saya suka dunia fashion itu dari kecil. Mungkin bisa dibilang dari SD pun, saya suka dunia fashion kalau sekarang diingat-ingat."

Kreativitas Krisna tergugah saat melihat boneka Barbie dengan berbagai model dan padu padan busana. Baginya kala itu, pakaian yang dikenakan Barbie kurang sesuai dengan seleranya. Dari situlah, ia terdorong untuk bisa mendesain dan melahirkan model yang lebih kreatif. 

Perjalanan Krisna dalam dunia pakaian dimulai dengan langkah-langkah kecil, namun penuh keyakinan. Dengan dukungan keluarga, pemuda ini berhasil menembus berbagai ajang fashion bergengsi serta menunjukkan bahwa keterbatasan fisik tidak bisa membatasi potensi dan impian seseorang.

"Di SMA ini, saya sudah mulai tahu, ternyata saya sukanya itu dunia fashion. Jadi sudah mulai membuat baju-baju sendiri. Awalnya saya pakai sendiri, terus draping di manekin. Kemudian, saya juga suka mendesain karena basic saya sebenarnya dari SD itu melukis."

Momen tersebut mengawali perjalanan karier Krisna sebagai seorang kreator mode. Passion di industri kreatif mengantarnya untuk bersekolah di Institut Seni Denpasar, Jurusan Desain Mode demi memperdalam konsep dan pengetahuan akademis.

Perjalanan untuk membangun brand fashion miliknya tidaklah mudah. Krisna yang semula merancang busana secara otodidak, konsisten mengasah keterampilan teknis dan mengembangkan kreativitas hingga lahirlah Makara Signature, jenama mode miliknya. 

"Jadi, sebelumnya itu mulai membuat brand secara profesional itu, sekitar 2 tahun lalu. Itu karena saya waktu itu mengikuti sebuah ajang di Provinsi Bali. Jadi, Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional ) Provinsi Bali mengadakan sebuah kompetisi, kemudian pemenang dari kompetisi tersebut dibimbing untuk mengeluarkan sebuah brand," cerita Krisna terkait perjalanannya membangun label busana pribadi.

Setiap rancangan yang dihasilkan Krisna bukan hanya sekadar busana, melainkan juga cerita dan pesan mendalam. Karyanya mencerminkan keberanian untuk melawan keterbatasan dan inspirasi untuk melangkah lebih jauh. Pesan kuat yang terkandung dalam setiap karya Krisna adalah bahwa setiap orang memiliki potensi untuk mencapai hal-hal besar selama memiliki tekad dan dedikasi yang kuat.

Ditanya soal tantangan terbesar yang dialami sepanjang karier di dunia mode, Krisna menyampaikan, "Jadi sebagai seseorang yang terlahir sedikit berbeda dan berasal dari dusun kecil di Bali Timur, di mana kalau dusun atau desa itu kan akses untuk pendidikan sebenarnya masih sangat susah. Untungnya lingkungan tempat saya tumbuh itu sangat baik, sangat support terhadap saya. Saya tidak pernah merasakan dikucilkan, saya tidak pernah merasa dibeda-bedakan."

Krisna menghadapi berbagai tantangan, termasuk keterbatasan fisik dan sumber daya. Namun, dengan kerja keras dan keyakinan, ia berhasil mengatasi hambatan tersebut.

"Saya tidak pernah berpikir, 'Oh saya berbeda, saya harus menyembunyikan perbedaan saya karena saya takut dilihat orang,' atau takut dicemooh orang. Saya tidak pernah berpikir sama sekali tentang itu karena emang dari kecil saya sudah dibiasakan untuk berbaur dan tampil di depan banyak orang," cerita Krisna. 

Perlahan tapi pasti, Krisna berhasil membangun reputasi sebagai desainer pakaian berprestasi. Menghadirkan inovasi dan keindahan dalam setiap rancangannya, memotivasi Krisna untuk bisa mengembangkan daily wear hingga haute couture bertema etnik melalui label busana Makara Signature.

Krisna adalah sosok inspiratif yang membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk mencapai impian, terlebih sebagai kreator seni. Kondisi fisik yang berbeda justru membuatnya memiliki value yang besar dan tekad melampaui limit. 

Terbukti dengan kemenangannya pada ajang Indonesia Young Fashion Designer Competition (IYFDC) 2024 di panggung Indonesia Fashion Week 2024. Krisna menjadi juara 2 dalam kompetisi perancang busana muda Indonesia berkat berbagai inovasi dan keindahan pada setiap karyanya.

Tak bisa memungkiri, selalu ada tantangan untuk sebuah tujuan. Sebagaimana dibagikan Krisna, "Dunia fashion itu kan sangat identik dengan ketelitian tangan, talenta jari jemari yang sungguh luar biasa, memasang payet atau membuat pola, menjahit. Dalam pandangan orang-orang, seorang fashion designer atau seorang yang bisa membuat baju memiliki jari jemari yang sempurna atau lengkap. Tapi dengan adanya saya, walaupun saya berbeda sedikit, namun saya bisa berkreasi dengan apa yang orang-orang anggap itu tidak mungkin."

Krisna merepresentasikan pesan keberagaman dan inklusivitas dalam industri mode. Ia menjadi sosok pemuda yang berupaya untuk menginspirasi lebih banyak individu dalam mewujudkan bakat dan impian besarnya. Dengan sikap optimis dan rasa percaya diri, semua hal menjadi mungkin untuk direalisasikan.

Baginya, "Walaupun (secara fisik) sedikit berbeda, tapi saya tidak pernah menganggap bahwa diri saya berbeda. Kayak kamu bisa pakai sepatu, aku juga bisa, cuma memang caranya dan bentuknya sedikit berbeda. Bukan berarti itu adalah sebuah hal yang harus ditutupi, malah jika kita memperlihatkan, jika kita percaya diri, jika kita berani untuk tampil di depan umum, orang-orang di sekitar kita akan merakul kita, bukannya menjauhi kita gitu."

Dunia mode telah lama dikaitkan sebagai female industry, di mana perempuan memegang peran yang siginifikan dalam bidang ini. Namun, evolusi fashion membuktikan karakteristik dan orisiorisinalitas jadi modal utama bagi kreator untuk dapat bersaing di industri pakaian.

 Krisna berpendapat, "Fashion memang sangat identik dengan seorang wanita, kefemininan seorang wanita itu sangat dekat dengan dunia fashion. Nah, cara saya menghadapi hal tersebut, saya merasa ini adalah sebuah bidang seni. Dalam seni, semua orang bebas berkreasi, semua orang bebas mengekspresikan dirinya sehingga perempuan atau laki-laki, asalkan mereka memiliki bakat dan minat seni, sah-sah saja mau berkecimpung di bidang apa pun."

Gender tak lagi membatasi pelaku fashion untuk mengembangkan diri. Kreativitas serta identitas budaya menjadi modal yang lebih penting. Hal ini membuktikan, mode tak lagi eksklusif untuk gender tertentu, namun juga terbuka bagi setiap individu. 

"Menurut saya talentalah yang membawa kita ke suatu jenjang karir yang kita inginkan. Jadi gender itu tidak perlu diperhitungkan untuk sebuah pekerjaan atau karier sih sebenarnya," Krisna menekankan gender bukan sebagai penentu karier seseorang, melainkan talenta dan minat. 

Busana yang dikreasikan oleh Krisna menghadirkan unsur budaya seperti penggunaan kain endek Bali dan kain tenun dari berbagai daerah. Selain itu, Krisna juga menghadirkan detail dan kerumitan tertentu dalam setiap pakaian yang dibuatnya demi menyuarakan pesan inklusivitas. 

"Nah, kalau dari brand, saya fokus dengan detail-detail dari keunikan atau kerumitan yang digunakan secara handmade atau menggunakan tangan. Itu merupakan pesan saya untuk menyuarakan tentang inklusivitas. Jadi, karya saya itu sedikit banyak terdapat detail-detail kerumitan dari kerajinan tangan, entah itu teknik-teknik pemasangan, pengolahan kain, fabric slashing, manipulasi tekstil," jelas Krisna. 

Berbagai prestasi telah ditorehkan oleh Krisna di dunia fashion. Ia telah membuka mata banyak orang bahwa dunia pakaian adalah ruang inklusif yang menerima keberagaman dan menghargai setiap bentuk kreativitas.

"Saya ingin menginspirasi semakin banyak orang melalui karya saya. Saya ingin menunjukkan bahwa keahlian, bakat, dan keberanian adalah yang utama bagaimanapun kondisi kalian. Dengan karya saya, saya ingin menunjukkan bahwa orang disabilitas juga memiliki kualitas dan kemampuan yang sama," kata Krisna. 

Krisna adalah contoh nyata bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang. Begitu pula untuk keterbatasan atau hambatan lain, seyogyanya harus dihadapi dengan optimisme. Sebagaimana disampaikan Krisna dalam pesan penutupnya kepada IDN Times. 

"Kita berhak untuk mengejar mimpi kita dari manapun kita berasal. Jadilah dirimu sendiri, anggap diri kalian istimewa, hargai diri kalian, dan jangan pernah berusaha menjadi orang lain karena aku percaya kita terlahir dengan kado kebahagiaan masing masing dari Tuhan," tutupnya