Selama berabad-abad, nelayan, khususnya nelayan tradisional, melaut hanya dengan mengandalkan peralatan sederhana dan seadanya. Perahu kecil, jaring, hingga insting untuk menebak lokasi keberadaan ikan. Dari pagi hingga pagi lagi, mereka mengarungi lautan tanpa tahu apa yang akan didapatkan. Apakah mereka akan mendapatkan ikan tangkapannya hari ini? Seberapa banyak ikan yang akan diperolehnya? Semuanya tak pasti. Yang pasti hanya satu, mereka menghabiskan banyak bahan bakar, tenaga, dan waktu.
"Kemiskinan", mungkin kata inilah yang terlintas pertama kali di benak kita saat berbicara tentang nelayan. Data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2017, menunjukkan bahwa nelayan adalah salah satu profesi termiskin di Indonesia.
Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pada 2015 saja, nelayan menyumbang sekitar 32,14 persen angka kemiskinan di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS), juga melaporkan, bahwa pada 2018, sekitar 20—48 persen nelayan di Indonesia masih miskin. Pada 2019, juga dilaporkan hal senada, sekitar 90 persen dari 16,2 juta nelayan di Indonesia belum berdaya secara ekonomi dan berada di bawah garis kemiskinan.
Di era digital seperti saat ini pun, nelayan seolah juga tak tersentuh teknologi. Mereka belum mendapatkan dukungan teknologi tepat guna yang bisa dimanfaatkannya untuk melaut. Mereka tersingkir oleh kapal-kapal besar dengan teknologi-teknologinya yang jauh lebih mutakhir.
Kenyataan pahit inilah yang membuat I Gede Merta Yoga Pratama tak bisa tinggal diam. Bagaimana bisa, Indonesia yang katanya negeri kaya raya sumber lautnya justru tidak bisa menjamin kesejahteraan nelayannya?
Pada 2017, pria yang akrab disapa Yoga ini kemudian memulai langkahnya. Ia menciptakan sebuah alat berupa aplikasi pendeteksi ikan yang dikhususkan untuk para nelayan tradisional di Bali. Harapannya, nelayan di Pulau Bali bisa lebih mudah menangkap ikan dan tak menghabiskan banyak waktunya di laut.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, inovasinya tersebut ternyata juga berhasil membawanya mendapatkan penghargaan bergengsi dari PT. Astra Internasional, Tbk melalui program SATU Indonesia Awards bidang teknologi pada 2020. Mau tahu bagaimana perjalanan Yoga membantu para nelayan meningkatkan taraf profesinya? Simak kisahnya berikut ini.