ilustrasi finansial (pexels.com/ Kaboompics)
Emosi yang timbul saat kebutuhan tidak terpenuhi cenderung lebih kuat dan mendalam. Ketika kita merasa lapar, sakit, atau tidak aman karena kebutuhan dasar kita tidak terpenuhi, emosi yang muncul bisa berupa kecemasan, stres, atau bahkan rasa takut. Dari sini kita bisa memahami bahwa kebutuhan adalah hal yang sangat mendasar, dan jika tidak dipenuhi, kualitas hidup kita akan terganggu. Sebaliknya, jika keinginan tidak terpenuhi, emosi yang muncul biasanya lebih bersifat sementara dan tidak terlalu berdampak besar pada kesejahteraan kita. Kita mungkin merasa kecewa atau frustrasi jika tidak mendapatkan barang atau pengalaman yang kita inginkan, tetapi perasaan tersebut tidak bertahan lama. Dalam banyak kasus, kita bisa mengalihkan perhatian dan memfokuskan diri pada hal-hal yang lebih bermanfaat, dan seiring berjalannya waktu, kita akan merasa lebih baik.
Membedakan antara keinginan dan kebutuhan bukan hanya tentang memilih antara dua hal, tetapi juga tentang memahami apa yang paling penting untuk kesejahteraan kita. Dengan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan, kita memastikan bahwa kita bisa hidup dengan stabil dan aman. Sementara itu, memahami keinginan memungkinkan kita untuk membuat keputusan yang lebih bijak dan tidak terbawa oleh konsumerisme yang sering kali tidak berkelanjutan. Kehidupan yang seimbang adalah kehidupan yang dapat memenuhi kebutuhan kita tanpa melupakan ruang untuk menikmati keinginan secara bijak. Dengan kesadaran akan perbedaan ini, kita bisa lebih mudah mengelola sumber daya yang kita miliki, baik itu waktu, uang, atau energi. Jika kita memiliki finansial yang sehat, tentunya hal tersebut juga memberikan dampak bagi kesehatan fisik dan mental yang baik.