Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Salah satu prosesi ritual Larung Sesaji Labuh Kali yang digelar di Kampung Keramik Dinoyo, Minggu (24/7/2022). (dok. pribadi/Isa Wahyudi)

Di antara para pembaca pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah larung sesaji. Ya, budaya leluhur yang dilestarikan secara turun-temurun ini masih terus digelar di berbagai daerah, salah satunya Kota Malang.

Well, mungkin larung sesaji di kota pendidikan ini masih tergolong perdana, alias baru pertama kali digelar. Gelaran ritual ini digagas oleh para budayawan di Malang, di antaranya Isa Wahyudi atau akrab disapa Ki Demang dan Mbah Yongki Irawan.

Ritual yang digelar pada hari Minggu (24/7/2022) ini, bernama Larung Sesaji Labuh Kali yang merupakan satu dari rangkaian Festival Kali Brantas di 7 Kampung Tematik Kota Malang. Berikut adalah potret prosesi Larung Sesaji Labuh Kali di Kota Malang, budaya leluhur yang dilestarikan secara turun-temurun.

1. Diawali dengan tarian 40 penari yang membawa wadah keramik

Para penari memanggul tembikar berjalan beriringan di aliran anak sungai Brantas. (dok. pribadi/Trisiana)

Ritual Larung Sesaji Labuh Kali ini melibatkan 40 penari muda berkostum serba putih dikombinasikan lilitan kain berwarna emas di bagian perut. Masing-masing penari membawa tembikar keramik berwarna putih yang merupakan hasil produksi pengrajin lokal Kampung Keramik Dinoyo.

Isi dari tembikar yang dibawa oleh ke-40 penari itu berisi ikan-ikan yang biasa hidup di Kali Brantas. Selanjutnya, ikan-ikan itu dilepaskan di aliran sungai Brantas yang menjadi lokasi ritual.

2. Iringan gamelan yang mengiringi tarian Larung Sesaji Labuh Kali semakin menambah kekhidmatan

Editorial Team

Tonton lebih seru di