Banda Aceh, IDN Times - “Suasana Natal seperti di Papua memang kami tidak dapat di sini, tetapi kami berusaha melakukannya untuk mendapatkan itu semua,” kata Yuspani menceritakan kepada IDN Times mengenai pengalaman Natalnya di Provinsi Aceh.
***
Senandung Sajojo terdengar dari pengeras suara pada laptop seorang gadis berwajah timur wilayah Indonesia. Ini begitu nyaman untuk sebuah warung kopi, ditambah cuaca sore hari itu tak begitu sendu di kawasan Kota Pelajar Mahasiswa Darussalam, Kota Banda Aceh.
Di sudut warung, terlihat seorang lelaki yang begitu santai duduk. Di telinganya terselip alat bantu dengar yang tersambung dengan handphone android di tangannya.
Sesekali ia melirik layar handphone-nya, lalu menggerakkan jari jemarinya seolah merangkai beberapa kata. Setelah itu, ia kembali larut dengan keadaan semula.
Lelaki itu bernama Yuspani Asemki, mahasiswa yang berkuliah di Aceh asal Papua. Gadis tadi adalah temannya. Mereka tak hanya berdua, namun ada beberapa mahasiswa asal daerah berjulukan Cendrawasih lainnya di warung tersebut.
Warung itu adalah tempat yang IDN Times sepakati bersama Yuspani untuk bertemu dan wawancara terkait kisah Yuspani selama di Aceh ketika perayaan Natal.