Meski perjalanan dan rangkaian ibadah haji melelahkan, banyak umat Muslim yang bercita-cita agar ibadah hajinya mabrur. Pasalnya, ibadah haji yang mabrur merupakan amalan yang paling afdal. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Aisyah ra, yaitu:
يَا رَسُولَ اللَّهِ ، نَرَى الْجِهَادَ أَفْضَلَ الْعَمَلِ ، أَفَلاَ نُجَاهِدُ قَالَ « لاَ ، لَكِنَّ أَفْضَلَ الْجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُورٌ »
Artinya: “Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang paling afdal. Apakah berarti kami harus berjihad?” “Tidak. Jihad yang paling utama adalah haji mabrur,” jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari no. 1520)
Gak hanya sebagai amalan yang afdal, seseorang yang hajinya mabrur akan mendapat surga. Seperti yang dikatakan Rasulullah,
وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
Artinya: “Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga.” (HR. Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349)
Pelaksanaan haji ke tanah suci adalah ibadah yang wajib dilakukan bagi orang yang mampu dan telah memenuhi syarat wajib haji. Gak hanya sekadar menyelesaikan rukun dan wajib haji, seseorang harus melakukan beberapa hal untuk mencapai haji yang mabrur. Lantas, apa itu makna haji mabrur?