Hari Raya Waisak adalah momen suci bagi umat Buddha yang memperingati tiga peristiwa agung dalam kehidupan Sang Buddha: kelahiran Pangeran Siddhartha, pencapaian Pencerahan, dan wafatnya Gautama Buddha menuju Parinirvana. Perayaan ini penuh dengan ritual keagamaan, renungan batin, dan simbol-simbol spiritual, termasuk pelepasan lampion. Tradisi menerbangkan lampion Waisak yang kini banyak dilakukan di berbagai vihara dan situs suci, seperti Candi Borobudur, bukan hanya indah dilihat, tetapi sarat makna mendalam.
Lampion Waisak bukan sekadar lentera cahaya yang melayang di angkasa. Ia mengandung filosofi hidup yang kuat, menjadi simbol pengingat bagi umat Buddha untuk selalu menjaga kebijaksanaan, welas asih, dan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah lima makna utama lampion di Hari Raya Waisak, dijabarkan secara mendalam agar kita semua, baik umat Buddha maupun masyarakat umum, dapat memahami dan menghayatinya.