kegiatan Tenggara Youth Community (Dok. Mariana Yunita)
Dalam 5 tahun perjalanan Tenggara Youth Community ini tentunya masih banyak PR-PR atau impian-impian yang belum terwujud. Tata sendiri berharap agar isu HKSR ini minimal bisa menjadi ekstra kurikuler di sekolah-sekolah atau bisa menjadi bahan edukasi untuk kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh gereja.
Ia juga berharap bisa melakukan kerja sama dengan dinas kesehatan dan puskesmas dimana instansi ini memiliki layanan ramah remaja.
"Setidaknya kami bisa didukung agar sosialisasi terkait isu HKSR ini bisa menjangkau lebih banyak anak-anak dan remaja lagi. Selama ini untuk dukungan dari pemerintah masih belum terlihat," ujar Tata penuh harap.
Mimpi besar lainnya adalah, ia berkeinginan agar Tenggara Youth Community ini menjadi suatu lembaga yang berbadan hukum sehingga bisa melakukan pendampingan yang lebih baik terhadap korban-korban kekerasan seksual dan bisa memiliki rumah singgah agar korban-korban tersebut bisa lebih nyaman dan aman saat pendampingan.
Selain itu , sebagai suatu lembaga yang berbadan hukum ia berharap bisa membuka cabang-cabang di daerah lainnya di NTT sehingga bisa memberikan pelayanan yang lebih maksimal.
Saat ini anggota yang sudah bergabung di Tenggara Youth Community berjumlah 42 orang di mana tersebar di beberapa daerah NTT, bahkan ada yang tinggal di Malang, Bali, dan Jakarta. Sebagai penerima Satu Indonesia Award, Tata mengucapkan terima kasih kepada pihak Astra Indonesia.
Melalui Satu Indonesia Award ini, Tenggara Youth Community menjadi bisa dikenal lebih luas lagi. Selain itu ia dan Tenggara Youth Community mendapatkan jembatan-jembatan penghubung kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan kegiatan mereka.
Tersenyumlah Indonesia sudah memiliki orang-orang tangguh dari berbagai daerah di nusantara ini!