Maureen Hitipeuw di Press Conference Facebook Leadership Community Program (FLCP) Indonesia (Dok. Istimewa))
"Masalah ibu tunggal di Indonesia itu memang berlapis. Itulah mengapa angka perceraian di pandemik ini melesat banget. Penyebabnya sebelum pandemik banyak rumah tangga yang tidak sehat, begitu pandemik makin meledak. Ada kultur budaya serta pengaruh lingkungan dan masyarakat yang masih harus diedukasi," ungkap Maureen.
Untuk mereka yang memiliki anak, pasti parenting menjadi tantangan yang besar. Maureen sendiri memutuskan untuk mengikuti co-parenting. Ia dan mantan suami sepakat untuk saling berkoordinasi dan bertanggung jawab untuk mengasuh anak bersama.
"Kita berdua punya komitmen, biar bagaimana pun kita berdua akan work as a team untuk anak. Di awal juga gak gampang prosesnya, karena kita sama-sama harus nurunin ego," terangnya.
Menurutnya membesarkan anak sebagai ibu tunggal itu gak boleh memakai ego. "It is not about us, ini tentang anak. Memang ini proses pembelajaran yang gak gampang. Tapi seiring berjalannya waktu, aku bisa menurunkan ego dan gak marah-marah," jelasnya.
Selain emosional dan pola asuh, komunitas penerima fellowship dari Facebook Community Leadership Program (FCLP) ini juga memberikan dukungan kepada ibu tunggal untuk bisa menghadapi tantangan secara finansial dan mengembalikan kepercayaan diri.
"Dari diri ibu tunggal ini sendiri, mereka harus tahu bahwa mereka adalah perempuan kuat bukan lemah. Meskipun udah jadi ibu, kita punya identitas utuh sebagai wanita. Kadang kita lupa sama identitas diri sendiri, karena budaya patriarki itu terlalu melekat," ujarnya.