5 Hal Ini Terjadi Setelah Memaafkan Seseorang, Apakah Kamu Juga?

Ibarat gelas yang telah pecah berkeping-keping, apakah saat direkatkan kembali menggunakan lem dapat kembali seperti semula? Jelas tidak. Begitulah ilustrasi dari memaafkan seseorang namun luka yang pernah tercipta tidak akan bisa hilang. Mungkin waktu dapat menebus rasa sakit atas luka tersebut, namun sesembuh apa pun itu yang namanya luka pasti akan menyisakan bekas, lho.

Ingat bahwa memaafkan dan melupakan ialah dua konsep yang berbeda, nih. Mungkin kamu telah lapang dada memaafkan kesalahan dari seseorang yang membuatmu terluka ataupun merugikanmu, akan tetapi belum tentu kamu telah melupakan kejadian tidak mengenakan yang telah menimpamu tersebut. Hal itu karena memori akan cenderung merekam kuat dua hal yakni kebahagiaan yang luar biasa serta kesedihan yang luar biasa pula. Oleh karenanya memaafkan bukan berarti melupakan apa telah terjadi, ya.

Mengalami sakit hati yang luar biasa ataupun kerugian yang teramat besar, siapa sih yang tidak trauma jika hal tersebut terulang kembali? Tak ada pastinya. Rasa trauma masih selalu menghantuimu meskipun kamu telah memutuskan untuk memaafkan kesalahan seseorang. Pada saat trauma tersebut kamu akan cenderung menolak segala hal yang berkaitan dengan lukamu meski terkadang realitasnya tidak seperti pikiranmu.

Meski telah memaafkan kamu tak ingin kejadian yang tidak mengenakkan tersebut terulang lagi bukan? Iya pastinya. Oleh karenanya, setelah memaafkan kamu akan lebih selektif dalam memilih dan memutuskan sesuatu bahkan dapat dibilang over selektif karena ketakutan-ketakutan bahwa hal tidak mengenakan yang terjadi pada masa lalu akan terulang lagi. Sifat selektif akan membawamu untuk menghindari bahkan tak jarang menolak hal-hal yang memicumu untuk menjadi korban kembali.

Luka perlahan telah sembuh, mulai melupakan kejadian yang tidak mengenakkan pada masa lalu, rasa trauma mulai hilang, hingga sudah tak seselektif dulu saat memutuskan sesuatu. Ciri-ciri tersebut menunjukkan bahwa selain telah memaafkan kesalahan seseorang kini kamu telah berdamai dengan dirimu sendiri. Hal tersebut memang susah bahkan sangat susah, percayalah perlahan tapi pasti kamu akan mampu berdamai dengan dirimu sendiri.

Karena sejatinya memaafkan bukan hanya soal kesalahan orang lain tapi juga lapang dada atas diri sendiri yang pernah menjadi korban pada masa lalu. Oleh karenanya, daripada berfokus pada kenangan luka masa lalu bukankah lebih baik memikirkan masa depanmu? Tak harus terburu-buru kok, perlahan saja tapi pasti, ya!