Ilustrasi privasi akun medsos (pexels.com/Yan Krukau)
Dampak dari budaya penghapusan ini telah dirasakan oleh berbagai tokoh publik, seperti artis, penulis buku, hingga politikus. Akibatnya pun tak bisa dianggap remeh. Seseorang yang menerima perlakuan ini dapat kehilangan karier, pendapatan, nama baik hingga popularitasnya.
Lindsey Toler, public health professional dalam Verywell Mind menjelaskan, bahwa budaya pembatalan ini dapat menjadi pelajaran bagi banyak orang untuk lebih berhati-hati dalam bersikap dan bicara, utamanya di dunia maya. Hal ini juga menjadi perhatian serius bagi publik figur untuk lebih memahami konsekuensi atas suatu aksi yang menyimpang dari norma masyarakat.
Tentunya, cancel culture akan membuat orang berpikir berulang kali sebelum membagikan suatu tindakan atau pandangan. Budaya ini bisa mendorong seseorang untuk lebih bertanggung jawab terhadap ungkapan yang sifatnya rasisme atau seksisme. Harapannya dengan menerapkan kultur ini norma dan aturan moral dalam masyarakat dapat tetap ditegakkan.