Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi melihat ke luar
ilustrasi melihat ke luar (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Intinya sih...

  • Lagi sakit yang lebih berat dari biasanyaSakit parah membuat rasa homesick semakin kuat, terutama jika dirimu merantau jauh dari keluarga.

  • Ada keluarga yang sakit dan bikin kepikiranKepedulian pada anggota keluarga yang sakit juga memicu rasa homesick dan kekhawatiran.

  • Menghadapi ujian berat dalam hidupMasalah besar dapat memperkuat rasa kangen pada keluarga dan keinginan untuk kembali pulang.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Orang yang mandiri kerap terlihat gak banyak membutuhkan orang lain. Sampai-sampai sekilas hubungannya dengan keluarga bisa tampak kurang dekat. Padahal, namanya keluarga pasti tetap ada hubungan batin yang kuat.

Dibandingkan dengan pribadi yang manja, sosok yang mandiri memang lebih tahan banting ketika merantau. Tinggal jauh dari keluarga tidak melemahkan hatinya. Ia mampu menjalani hari-harinya dengan baik seperti saat berada di tengah keluarga.

Namun, semandiri apa pun kamu tetap sesekali akan mendadak homesick. Bahkan setelah dirimu cukup lama merantau yang seharusnya sudah membuatmu terbiasa. Rasa rindu rumah yang begitu kuat umum muncul dalam situasi sebagai berikut.

1. Lagi sakit yang lebih berat dari biasanya

ilustrasi minum teh (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Sakit dan sendirian masih bukan masalah bagi orang yang mandiri selama penyakitnya tidak parah. Seperti flu yang biasa terjadi pada siapa pun dan kamu cukup membeli obat di warung. Namun, lain halnya ketika dirimu sakit yang lebih berat.

Misalnya, tifus atau demam berdarah. Pokoknya, sakit yang bikin kamu sulit beraktivitas dan sama sekali tidak berselera untuk makan. Bayangan akan keluarga di rumah menjadi begitu kuat.

Seandainya dirimu di rumah minimal ada orangtua atau saudara yang menemani. Mereka juga otomatis memasak atau membelikan makanan apa pun yang mungkin dapat merangsang nafsu makanmu. Sementara di sini kamu berobat saja susah payah pergi sendiri.

2. Ada keluarga yang sakit dan bikin kepikiran

ilustrasi makan sendiri (pexels.com/cottonbro studio)

Dasar sifat yang mandiri membuatmu gak cuma kangen rumah saat kamu sendiri tidak enak badan. Sebaliknya, ketika ada anggota keluarga di rumah yang sakit cukup berat pasti dirimu juga kepikiran. Apalagi bila orangtua yang sakit.

Ingin rasanya kamu berada di sana untuk ikut menjaga dan merawat orangtua. Meski di sana ada saudara-saudaramu, dirimu tetap gak tenang. Takut ada informasi penting yang terlambat diketahui olehmu.

Kamu juga merasa tidak enak karena tak dapat secara langsung menunjukkan kepedulianmu. Tertahan oleh jarak yang jauh serta kesibukan, sejatinya kamu menderita di rantau. Apalagi bila di rumah hanya ada adikmu yang jauh lebih muda. Dirimu khawatir dia kebingungan.

3. Menghadapi ujian berat dalam hidup

ilustrasi stres oleh masalah (pexels.com/Ivan Samkov)

Kamu bukan orang yang cengeng. Karaktermu tangguh dan dirimu sudah teruji oleh berbagai persoalan. Akan tetapi, ada kalanya masalah yang menimpa lebih berat daripada kesanggupanmu memikulnya.

Hari-harimu diwarnai rasa bingung. Kamu tak tahu apa yang akan dilakukan. Mungkin terdapat beberapa pilihan, tetapi semuanya tidak terlihat memuaskan. Seiring beratnya masalah, rasa kangen keluarga pun menguat.

Dirimu tahu bahwa mereka barangkali juga tak dapat banyak membantumu. Namun, setidaknya berada di tengah-tengah mereka bakal membuatmu lebih tenang. Seperti anak kecil yang berlari pulang ke rumah untuk mencari rasa aman. Juga akan selalu ada nasihat dari orangtua yang dapat dijadikan pegangan.

4. Habis membaca atau menyaksikan kisah tentang keluarga

ilustrasi melihat ke luar (pexels.com/iram shehzad)

Perasaanmu barangkali terpengaruh oleh rangsangan dari luar yang bikin dirimu teringat keluarga. Misalnya, kamu tadinya baik-baik saja. Namun, ketika dirimu membuka media sosial ada konten mengenai perjuangan sebuah keluarga dalam menyambung hidup.

Itu mengingatkanmu akan orangtua sendiri atau kisah kalian di masa lalu. Begitu pula efek bacaan yang menghangatkan hati seputar keluarga dan relate dengan kesanmu tentang keluarga sendiri. Ingin rasanya kamu terbang pulang sekarang juga.

Lantaran pemicunya dari luar, homesick ini bisa segera teratasi apabila terdapat pengalih perhatian yang kuat. Seperti ada teman yang tahu-tahu mengajakmu jalan. Atau, atasan memanggilmu untuk membahas hal-hal penting.

5. Semua teman sedang pulang kampung

ilustrasi seorang pria (pexels.com/Ron Lach)

Pribadi mandiri tahu cara mengatasi berbagai masalah dalam hari-harinya. Akan tetapi, ini tidak berarti kamu tidak pernah membandingkan diri dengan orang lain. Gak ada yang terasa merepotkan dalam keseharianmu.

Semua lancar seperti biasanya. Namun, saat dirimu sadar bahwa tinggal kamu yang tidak pulang kampung pasti ada perasaan tak nyaman. Rasa itu datang begitu saja. Apalagi jika sebenarnya dirimu juga ingin pulang, hanya saja belum memungkinkan.

Seperti saat hari raya keagamaan dan kamu mesti tetap bekerja. Suasana kos-kosan sepinya bukan main. Atau, dirimu mendengar keseruan keluarga pemilik kos yang tengah berkumpul. Semandiri apa pun kamu wajar kalau mendadak ingin menangis.

6. Ada acara seru di rumah dan cuma kamu yang gak bisa datang

ilustrasi berdiri di ambang pintu (pexels.com/Febini Joseph)

Kamu iri pada saudara-saudaramu yang bisa kompak pulang. Sekalipun ini bukan libur panjang dan teman-teman kosmu juga gak mudik. Contohnya, saudara-saudara pulang dalam rangka memperingati ulang tahun perkawinan orangtua kalian.

Cuma dirimu yang gak bisa ikut karena kesibukan. Perasaanmu menjadi campur aduk. Kalian bisa saja melakukan panggilan video sepanjang acara. Namun, itu pun tak membuat perasaanmu sepenuhnya membaik.

Satu sisi, kamu ikut senang melihat keseruan acara di rumah. Dirimu tertawa bersama mereka. Akan tetapi, dalam hati rasanya gak keruan. Bahagiamu bercampur dengan kesedihan karena kamu cuma bisa menonton mereka dari jauh.

Kemandirian tidak memutus hubungan emosimu dengan keluarga. Wajar kalau sejauh dan selama apa pun kamu merantau kadang mengalami mendadak homesick. Kangen rumah bukan sisi lemah. Justru tanda bahwa meski mandiri, dirimu tetap memiliki kehangatan hati khususnya terkait keluarga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team