ilustrasi puasa Ramadhan (pixels.com/thirdman)
Dalam perjalanan mencapai tujuan, selalu ada distraksi negatif atau gangguan yang dapat menghambat progres kita. Pesan tersirat dari ibadah puasa Ramadan adalah pengendalian diri sebulan sebagai pembiasaan dan pendidikan di kemudian hari.
Imam ahmad berkata: “seburuk-buruk kaum adalah mereka yang mengenal allah di Bulan Ramadhan saja”.
Maka inti dari puasa Ramadan bukanlah bulannya, melainkan puasanya. Masihkah kita berpuasa setelah Ramadan berakhir? Puasa di sini berarti menghilangkan kebiasaan buruk dan membiasakan kebiasaan baik.
Dalam berproses, terkadang kita menemukan rintangan yang rasanya mustahil untuk kita lakukan. Jangan menyerah dan bertahan pada posisi sekarang saja. Kita harus terus maju dan pembiasaan sebulan adalah hal yang sangat efektif untuk menaklukan rintangan tinggi tersebut.
Seperti saat berlatih gitar, kita akan menemukan teknik yang sangat sulit yang membuat kita berkata ini adalah hal yang mustahil. Lakukanlah tantangan 30 hari menggunakan tekhnik tersebut, maka setelahnya akan menjadi biasa.
Atau kita diharuskan menghilangkan kebiasaan buruk menekan senar dengan jari yang salah dan jika kita terus melakukannya akan mengakibatkan cidera lalu kita berpikir mustahil untuk menghilangkan kebiasaan itu. Lakukanlah tantangan 30 hari. Karena awalnya akan terpaksa, selanjutnya akan terbiasa.
Jika diibaratkan, puasa adalah tali yang saling mengikat dan menguatkan tiang jembatan. Dengan pembiasaan dan pengendalian sebagai puasa.