Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi lelah menjalani hidup (Pexels.com/Edward Jenner)
ilustrasi lelah menjalani hidup (Pexels.com/Edward Jenner)

Intinya sih...

  • Modernisasi menciptakan tuntutan hidup serba cepat yang membuat Gen Z tidak sabar menunggu hasil jangka panjang.

  • Budaya multitasking dan perubahan cepat dunia modern memecah fokus dan konsentrasi, sehingga proses dan konsistensi diabaikan.

  • Budaya instan, informasi berlimpah, tekanan sosial, dan perbandingan diri membuat Gen Z sulit telaten dengan proses dan konsistensi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Proses dan konsistensi menjadi kunci utama tujuan tercapai optimal. Konsistensi menjaga ritme sehingga langkah-langkah kecil bisa berubah menjadi pencapaian besar. Proses membuat hasil yang dicapai lebih bermakna karena ada pembelajaran di baliknya. Tapi di era sekarang ini, proses dan konsistensi justru diabaikan.

Sebagian gen z cenderung tidak teladan dengan proses dan konsistensi. Mereka menginginkan pencapaian bisa diraih dalam waktu cepat dan instan. Cara pandang gen z dalam meraih keberhasilan ini perlu dipengaruhi oleh beberapa alasan. Kurang lebih, terdapat enam alasan kuat mengapa gen z cenderung tidak telaten dengan proses dan konsistensi.

1. Tuntutan hidup serba cepat

ilustrasi perempuan karier (pexels.com/Antoni Shkraba)

Modernisasi menjadi tantangan yang harus dihadapi generasi di era sekarang. Ciri khas yang paling tampak dari modernisasi adalah tuntutan hidup serba cepat. Seseorang harus mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi.

Ternyata ini menjadi hal yang membuat gen z tidak telaten dengan proses dan konsistensi. Tuntutan hidup serba cepat sudah mengambil alih kendali. Gen Z tumbuh dengan internet, media sosial, dan budaya instan. Segalanya bisa diakses dengan cepat, sehingga kesabaran untuk menunggu hasil jangka panjang jadi menurun.

2. Tuntutan untuk mengikuti budaya multitasking

ilustrasi sibuk bekerja (Pexels.com/Cottonbro studio)

Pernahkah mengamati budaya multitasking yang dilakukan oleh generasi muda? Rutinitas dan kesibukan yang padat membuat beberapa hal harus dilakukan dalam satu waktu bersamaan. Tidak dapat dimungkiri jika kehadiran multitasking dapat memecah fokus dan konsentrasi yang sudah terbangun.

Hal ini pula alasan mengapa gen z cenderung tidak telaten dengan proses dan konsistensi. Karena mereka harus berhadapan dengan tuntutan untuk mengikuti budaya multitasking. Sejak kecil terbiasa mengerjakan banyak hal sekaligus. Seperti belajar sambil scrolling, mendengar musik sambil membuka chat.

3. Perubahan cepat dunia modern yang berlangsung pesat

ilustrasi pekerjaan berbasis digital (pexels.com/Walls.io)

Proses dan konsistensi seharusnya menjadi dua hal yang perlu diperhatikan dalam meraih tujuan. Karena dengan keduanya kita dapat menjaga fokus dan konsentrasi secara utuh. Tapi keberadaan fokus dan konsistensi juga menjadi tantangan ketika menghadapi perubahan cepat dari modernisasi yang tidak terkendali.

Jangan heran ketika gen z pada akhirnya tidak telaten dengan proses dan konsistensi. Mereka berhadapan dengan perubahan cepat dunia modern yang berlangsung pesat. Hal ini membentuk pola pikir adaptif, tapi kadang membuat mereka sulit bertahan lama dalam satu hal.

4. Budaya instan yang sudah mengambil alih

ilustrasi bermalasan (pexels.com/Keira Burton)

Segala sesuatu yang bersifat insan memang terlihat lebih menarik. Kita tidak harus terlibat dengan proses yang rumit dan panjang. Bahkan segala sesuatunya dapat diraih dalam waktu cepat dan singkat. Tapi dalam hal proses dan konsistensi, ternyata juga menjadi tantangan tersendiri.

Hal ini pula yang menjadi alasan kuat mengapa gen z cenderung tidak teladan dengan kehadiran proses dan konsistensi. Karena mereka sudah terpaku pada budaya instan yang mengambil alih. Ini membentuk kebiasaan mengejar hasil cepat dibanding proses konsisten yang butuh waktu.

5. Informasi berlimpah dan distraksi tinggi

ilustrasi media sosial (pexels.com/Lisa from pexels)

Jika kita membahas tentang gen z, tentu ada banyak hal menarik yang dapat diamati. Baik dari segi sikap maupun caranya dalam mengambil keputusan. Karakter unik gen z dalam meraih tujuan, mereka terbentuk menjadi individu yang tidak telaten dengan proses dan konsistensi.

Mengapa demikian? Karena di era modern, gen z dihadapkan dengan informasi berlimpah dan distraksi tinggi. Banyaknya notifikasi, konten singkat, dan pilihan hiburan membuat konsentrasi mudah terpecah. Fokus mendalam jadi sulit dipertahankan dalam jangka lama

6. Tekanan sosial dan perbandingan diri

ilustrasi bullying (pexels.com/Yan Krukau)

Proses dan konsistensi merupakan kunci utama jika kita ingin tujuan tercapai secara optimal. Tidak hanya tujuan instan yang hanya akan bertahan dalam jangka pendek. Tapi apakah generasi muda bisa mengikuti pola demikian ini? Ternyata bagi gen z, mereka justru tidak teladan dengan proses dan konsistensi.

Situasi ini bisa terjadi karena adanya tekanan sosial dan perbandingan diri. Paparan media sosial membuat Gen Z sering membandingkan diri dengan pencapaian orang lain. Akibatnya, jika progres terasa lambat, mereka cepat kehilangan motivasi untuk konsisten.

Proses dan konsistensi. Seharusnya dua hal ini menjadi perhatian utama saat sedang berusaha meraih tujuan. Tapi jika diperhatikan, kehidupan di era modern membuat gen z tidak lagi telaten dengan proses dan konsistensi. Mereka cenderung bergantung pada pencapaian instan, budaya multitasking, sekaligus pola perubahan cepat dunia modern yang menuntut penyesuaian diri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team