Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mencari hilal dengan teropong (rojnews.news)

Seiring masuknya bulan Ramadan, berita mengenai penentuan tanggal hijriyah kerap menjadi perbincangan di televisi atau media massa. Umumnya, ada dua metode yang digunakan untuk menentukan awal bulan hijriyah, yakni metode rukyat hilal dan hisab.

Rukyat hilal dan hisab adalah dua konsep kunci dalam kalender Islam yang berperan penting dalam menetapkan awal bulan Hijriyah. Dalam konteks Islam, bulan Hijriyah memiliki peran penting dalam menentukan waktu pelaksanaan ibadah, seperti puasa Ramadan, Hari Raya Idul Fitri, dan Idul Adha. Sudahkah kamu familier dengan istilah rukyat dan hisab? Jika belum, mari kita simak penjelasannya di bawah ini.

1. Apa itu rukyat hilal?

ilustrasi menetukan awal bulan hijriah dengan metode rukyatul hilal (hwmi.or.id)

Rukyatul hilal, dalam pengertian bahasa, mengacu pada kegiatan melihat bulan sabit. Secara makna, metode ini digunakan untuk menentukan awal bulan Hijriyah dengan cara mengamati langsung bulan menggunakan mata telanjang.

Proses ini melibatkan pengamatan cermat terhadap posisi bulan di langit, di mana para ahli rukyat menggunakan alat bantu seperti teropong atau teleskop untuk memastikan ketelitian pengamatan. Jika bulan baru terlihat, maka awal bulan Hijriyah dianggap dimulai.

Pendekatan ini bersandar pada hadis Abu Hurairah ra, di mana Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيته، فإن غبي عليكم فأكملوا عدة شعبان ثلاثين يوما

Artinya: "Berpuasalah kamu ketika telah melihat hilal Ramadan dan berhentilah kamu berpuasa ketika telah melihat hilal bulan Syawal. Jika hilal tertutup bagimu maka genapkanlah bulan Sya'ban menjadi 30 hari" (HR Al-Bukhari dan Muslim).

2. Apa itu hisab?

Editorial Team

Tonton lebih seru di