Ilustrasi Tahun Baru Islam (freepik.com/freepik)
Tidak bisa dipungkiri, dalam tradisi masyarakat Jawa, malam 1 Suro sering dikaitkan dengan ritual tertentu. Banyak orang berpuasa, ziarah, bahkan menyendiri untuk “menenangkan diri”. Secara budaya, ini adalah warisan turun-temurun. Namun secara agama, kita perlu hati-hati agar tidak memaknai sesuatu di luar batas yang dibolehkan.
Islam tidak pernah melarang tradisi selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai syariat. Tapi, saat kepercayaan terhadap waktu tertentu mulai menggantikan nilai-nilai keimanan, di situlah kita harus waspada. Jangan sampai karena terlalu percaya pada hari keramat, kita lupa bahwa yang lebih penting adalah bagaimana kita beribadah setiap harinya. Kematian bisa datang kapan saja dan waktu bukan penentu baik buruknya seseorang. Maka, jangan biarkan mitos mengalahkan makna.
Kita memang tidak tahu kapan waktu kita berpulang, tapi kita punya pilihan untuk menjalani hidup dengan niat dan amal yang benar. Meninggal di malam 1 Suro tidak menjadikan seseorang lebih baik atau lebih buruk. Yang paling penting adalah isi hidupnya, bukan harinya. Jadi, yuk terus perbaiki diri dan jangan biarkan mitos membatasi keimanan kita.