tampilan aplikasi Fish Go (dok. Fish Go)
Yoga menjelaskan bahwa saat ini aplikasi Fish Go baru bisa memberikan data untuk nelayan di Bali. Namun, pengguna di luar Bali masih bisa mengakses beberapa fitur. Adapun, fitur-fitur tersebut adalah informasi cuaca hingga ketinggian ombak.
Yoga menjelaskan bahwa setiap pengguna yang mendaftar aplikasi Fish Go akan diseleksi dan diverifikasi lebih dulu oleh admin. Tujuannya untuk memastikan yang mendaftar benar-benar nelayan kecil di Bali, bukan nelayan besar dan dari luar Bali. Selain karena area cakupan saat ini masih di perairan Bali saja, hal ini juga karena niat Fish Go adalah membantu nelayan kecil di Bali.
"Dia (nelayan kecil) perlu nebar jaring, kan? Nah, kalau ada kapal besar, (nelayan kecil) harus mengalah. Kalau gak, risikonya dia harus potong jaring karena terlilit dan sebagainya. Risiko rugi nelayan kecil ini lebih besar. Jadi, kami batasi untuk pengguna-penggunanya," ungkap Yoga.
Meski berada di luar Bali, kali ini penulis mencoba aplikasi Fish Go. Aplikasi ini bisa diinstal di ponsel Android, tetapi belum tersedia di iOS. Menurut Yoga, ini karena para nelayan lebih banyak menggunakan ponsel berbasis sistem operasi Android dibanding iOS.
Saat penulis mulai mengunduh, aplikasi Fish Go memiliki ukuran 16 MB. Ini tidak memakan banyak kuota. Setelah berhasil dipasang, pengguna perlu mengaktifkan lokasi agar aplikasi dapat mengetahui di mana lokasi pengguna mengakses Fish Go.
Saat pertama membuka aplikasi, pengguna aplikasi diminta untuk mendaftar. Jika sudah pernah memiliki akun Fish Go, pengguna tinggal masuk. Pengguna bisa mendaftar dengan memasukkan nama, nomor ponsel, alamat surel (tidak wajib diisi), dan kata sandi.
Setelah berhasil masuk, pengguna yang ingin menggunakan Fish Go diminta untuk melengkapi profil agar dapat menggunakan semua fitur Fish Go. Pada menu kelengkapan profil, pengguna aplikasi diminta memilih jenis akun apakah berupa akun personal atau kelompok. Selanjutnya, pengguna diminta mengisi lokasi yang berupa data provinsi, kota/kabupaten, kecamatan, dan desa/kelurahan.
Selanjutnya, nelayan yang ingin memakai Fish Go perlu menuliskan nomor KTP dan melampirkan foto KTP. Setelah itu, pengguna perlu mengisi ukuran kapal yang dipakai, dan alat tangkap yang digunakan, seperti benang pancing, jaring ikan, joran, hingga tombak. Tujuannya untuk proses verifikasi oleh tim Fish Go.
Yoga mengatakan jika nelayan yang mendaftar sudah sesuai kualifikasi dan masuk ke dalam area cakupan Fish Go, mereka akan diterima dan bisa menggunakan fitur-fitur pencarian ikan di Fish Go.
"Nanti kalau udah login di aplikasi sudah ada step by step-nya, kayak input nama, kemudian asal daerah, kemudian jenis alat tangkap, ukuran kapal. Jika mereka sudah memenuhi kualifikasi, pasti diterima. Dan kalau cakupan areanya mesti di area yang kita bisa, pasti diterima. Kalau belum, ya, gak (diterima)," ucap Yoga.
Karena tidak berada di area cakupan Fish Go, penulis tidak bisa mengakses fitur penjelajahan dan fish finder yang jadi andalan Fish Go. Namun, penulis masih bisa menggunakan fitur informasi cuaca sesuai dengan lokasi, seperti suhu, kelembapan udara, tekanan udara, hingga kecepatan angin. Selain itu, penulis juga bisa mengakses info pasang surut dan ketinggian ombak di lokasi penulis tinggal.