Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi sedih. (pexels.com/Polina Zimmerman)

Saat melihat atau mendengar seseorang ditimpa kemalangan, pastinya kita sebagai manusia yang baik, kalaupun tidak bisa menolong, tapi setidaknya ingin dapat menyemangati agar dia bisa segera bangkit dari situasi sulit yang sedang dihadapi.

Namun sayangnya, pemilihan kata yang tak tepat, alih-alih membuatnya terhibur, malah justru dapat berujung menyalahkan atau membuatnya tersudut. Perkataan seperti inilah yang kemudian diberi istilah dengan toxic positivity, yakni kalimat positif atau penyemangat, tapi sebenarnya jadi racun bagi penerimanya.

Di bawah ini beberapa contoh kalimat yang termasuk toxic positivity. Kenali ya!

1. "Udahlah, mending lihat positifnya aja"

pexels.com/@burst

Di antara kamu mungkin pernah mengalami kemalangan, kemudian curhat ke teman, lalu diberi komen seperti kalimat di atas. Maksudnya bisa saja baik agar kamu bisa melihat sisi positif dari kejadian tidak mengenakkan yang sedang menimpa.

Namun terkadang, kamu curhat hanya butuh didengar dan mendapat penerimaan bahwa it’s ok untuk merasa down dengan apa yang kamu alami. Menyuruh melihat sisi positif dapat membuatmu merasa bahwa kamu adalah seorang pengeluh, padahal baru kali ini curhat.

Bagaimana jika ada orang lain yang mengatakan, “Oh iya, itu emang menyebalkan banget. Mungkin ada hal yang bisa aku bantu supaya bisa membuatmu lebih baik?”. Kedengarannya lebih menyejukkan, bukan?

2. "Makanya, rajin sedekah"

Editorial Team

Tonton lebih seru di