Untuk mengajak generasi muda seusianya agar mau terjun ke sektor pertanian, Rayndra membuat kandang hewan ternaknya secara sederhana. Terkadang kayu bekas atau bahan murah yang dipakai untuk membuat kandang atau keperluan lainnya.
“Saya buat kandang sederhana, supaya bisa ditiru. Kalau investasi awal sudah tinggi, nanti orang tidak tertarik. Yang penting tujuan dan manfaatnya sama. Yang pasti, manajemennya yang butuh diajarkan. Untuk pakan kami mengolah pohon jagung yang tidak dimanfaatkan untuk pakan dengan cara difermentasi. Alhasil, kotoran hewan tidak bau. Lingkungan kandang pun tidak jorok. Bahkan, kotoran hewan bisa langsung dimanfaatkan untuk pupuk,” jelas Rayndra yang sedang melanjutkan pendidikan S-2 di UPN Veteran Yogyakarta.
Rayndra mengatakan dirinya mencoba mengajak kaum muda kembali ke usaha pertanian, yang identik dengan desa. Sebab, omzet di sektor pertanian dan peternakan besar, bisa mencapai Rp100 juta-Rp250 juta per bulan karena tidak banyak orang yang melirik usaha ini. Ia pun bersedia membimbing dan membantu modal anak muda yang punya proposal bagus di bisnis pertanian.
“Anak muda masih malu berusaha di sektor pertanian dan peternakan. Petani di bawah 25 tahun di desa-desa semakin jarang dan ini krisis. Saya sudah membuktikan dari pertanian saya bisa menjadi wirausaha sukses,” tegas Rayndra.