Indonesia dikenal sebagai negeri maritim. Lautnya terlampau luas. Isinya pun dianggap menggiurkan. Tidak heran jika hasil laut Indonesia mendapat perhatian dunia. Apalagi, santapan laut (seafood) juga telah menjadi andalan wisata kuliner Tanah Air di sejumlah daerah.
Meski begitu, nelayan Indonesia tidak serta merta sejahtera. Setidaknya dalam kacamata I Gede Merta Yoga Pratama. Pada 2017, saat kuliah sarjana di Fakultas Ilmu Kelautan Universitas Udayana, dia kebetulan melakukan sebuah studi lapangan tentang ketimpangan antara nelayan dan penikmat santapan laut. Muncul dalam benaknya: Mengapa nelayan hidup kurang sejahtera saat tangkapannya jadi pemasok utama hasil laut dan olahannya bernilai jual tinggi?
Pertanyaan inilah yang kemudian mengantarkan Yoga kepada Fish Go, sebuah aplikasi pelacak ikan rekaannya. Aplikasi ini disebutnya dapat membantu nelayan mencari ikan dalam jumlah yang lebih masuk akal. Sejauh perkembangannya, Fish Go memang telah menarik perhatian nelayan, setidaknya di sekitar tempat tinggal Yoga di Badung, Bali, sebab jangkauan informasinya masih berkutat di seputar laut di sana.
Fish Go juga menarik perhatian Astra. Mereka memberi Yoga penghargaan SATU Indonesia Awards pada 2020 berkat inovasi dan kerja baiknya bersama nelayan. Lantas, seperti apa Fish Go dan perjuangan Yoga bersama nelayan di Bali?