Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
percakapan
ilustrasi percakapan (pexels.com/Ivan S)

Intinya sih...

  • Lebih banyak jadi pendengar saja

  • Kasih komentar yang cenderung memvalidasi perasaannya

  • Jika ada hal yang perlu diluruskan awali dengan permintaan maaf

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Orang yang gampang tersinggung punya perasaan yang sangat sensitif. Ia berbeda dengan orang sensitif yang mudah sedih. Ketersinggungannya menunjukkan keinginan tinggi buat dihormati.

Sedikit saja kamu kurang tepat dalam bersikap, orang yang lekas tersinggung mengaitkannya dengan harga diri yang terinjak-injak. Kalau dia sudah tersinggung, ekspresi kemarahannya bisa terbuka atau diam-diam. Jika ia tak marah-marah di tempat, nanti tahu-tahu dia menjauhimu.

Memang malas berbicara dengan orang yang gampang tersinggung. Akan tetapi, seandainya dia mengajakmu bicara duluan, kamu pun gak mungkin tak menanggapi. Nanti ia tambah merasa tidak dihargai. Supaya percakapan berjalan lancar, ada lima tips yang bisa diikuti saat kamu ngobrol dengan orang yang mudah tersinggung.

1. Lebih banyak jadi pendengar saja

ilustrasi mengobrol (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Lebih banyak menjadi pendengar tidak berarti kamu sama sekali tak menanggapi ucapan-ucapannya. Cuma perbandingannya saja yang beda jauh. Sebab orang yang mudah tersinggung sulit ditebak.

Kamu barangkali tidak merasa mengatakan sesuatu yang pantas membuatnya marah. Namun, dia mengartikannya berbeda. Pun jika ia telanjur tersinggung, tak ada gunanya penjelasan dirimu.

Apa pun yang dikatakan olehmu tidak akan berhasil memperbaiki perasaannya. Orang yang mudah tersinggung berpegang kuat pada pandangannya sendiri. Terpenting saat kamu lebih menempatkan diri sebagai pendengar gak lantas cuek. Dirimu tetap memperhatikan, tidak sibuk main smartphone, serta menunjukkan raut penuh empati.

2. Kasih komentar yang cenderung memvalidasi perasaannya

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Mikhail Nilov)

Ingat, meski lebih aman untukmu menjadi pendengar harus tetap berkomentar. Kalau dirimu diam saja, cuma mengangguk-angguk, atau bereaksi terlalu singkat; dia pun gak bakal suka. Kamu mesti pandai memilih komentar yang kira-kira bisa menyenangkannya.

Atau, paling tidak responsmu menenangkannya. Lebih tepat buatmu cenderung memvalidasi perasaannya saja daripada mencoba mengoreksi. Misalnya, dia bercerita sedang kesal karena sesuatu. Kamu mungkin punya pendapat yang berbeda tentang penyebab kekesalannya.

Namun, jangan sekali-kali dirimu berkata bahwa dia seharusnya tak perlu kesal. Simpan pendapat pribadimu. Untuk menjaga suasana hatinya, kamu hanya perlu mengatakan paham bila dia sebal karena hal tersebut. Ini tidak berarti dirimu juga akan jengkel seandainya mengalami hal yang sama.

3. Jika ada hal yang perlu diluruskan awali dengan permintaan maaf

ilustrasi mengobrol (pexels.com/fauxels)

Barangkali kamu merasa aneh untuk meminta maaf atas sesuatu yang belum dilakukan. Juga belum tentu apa yang dikatakan olehmu nanti merupakan hal yang buruk. Logikanya memang begitu.

Namun, ingat bahwa orang yang cepat tersinggung mengutamakan perasaannya. Sentuh dulu perasaannya dengan cara yang lembut baru kamu masuk ke poin utamanya. Permintaan maafmu sebelum mulai bicara lebih panjang bekerja seperti obat penenang.

Dia menjadi lebih siap mendengarkan apa pun yang hendak disampaikan olehmu. Bila kamu tidak mengawalinya dengan kata maaf, baginya bakal terasa seperti dikejutkan dengan hal yang tak menyenangkan. Reaksinya menjadi negatif. Tidak peduli perkataanmu banyak benarnya.

4. Jangan terdengar meragukannya

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Ivan S)

Tentu saja apa pun yang dikatakannya belum tentu benar. Akan tetapi, respons meragukannya secara langsung bakal membuatnya tersinggung. Apalagi jika ini dilakukan di depan banyak orang.

Sekalipun kalau reaksi yang sama ditujukan ke orang lain, orang tersebut bersikap biasa saja. Misal, orang yang mudah tersinggung mengabarkan sesuatu yang terdengar heboh sekali. Jangan menanggapinya dengan kata, "masa sih?"

Tidak juga dengan pernyataan bahwa kamu tak memercayainya. Meski sesungguhnya itulah yang dirasakan olehmu, bungkus tanggapanmu dengan lebih halus. Dirimu dapat cukup mengatakan baru tahu hal tersebut. Kamu gak usah bilang percaya atau tidak. Nanti tanpa sepengetahuannya baru dirimu melakukan kroscek.

5. Hindari melucu di saat yang gak tepat

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Kalau lawan bicaramu bukan tipe yang mudah tersinggung, usahamu melucu bikin percakapan tambah seru. Akan tetapi untuk orang yang terlalu sensitif, malah membuatnya tersinggung. Dia gak bisa digoda sedikit saja saat membicarakan hal yang serius baginya.

Jangankan kamu melempar lelucon. Dirimu menunjukkan ekspresi tersenyum saja gampang bikin ia salah paham. Padahal, kamu diam pun memang sering terlihat seperti tersenyum. Apalagi ketika dirimu mengobrol.

Mau tidak mau kamu mesti menahan diri. Tunjukkan ekspresi yang lebih serius ketika lawan bicaramu gampang tersinggung. Tentu percakapan ini menjadi terasa cepat membosankan buatmu. Namun, daripada hubungan kalian berantakan karena canda atau senyummu dianggap meremehkan perkataannya.

Ketika kamu ngobrol dengan orang yang mudah tersinggung, bukan berarti harus selalu dimengerti. Kadang kamu juga perlu agak cuek terkait perasaannya. Sebab terlalu menjaga perasaan orang bisa jadi mengorbankan perasaanmu. Namun, dalam obrolan-obrolan singkat tentu gak sulit untukmu melakukan lima tips di atas. Selebihnya kurangi interaksi kalian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team