5 Alasan buat Nolak Ajakan Ngopi Sepulang Kerja, Anti Boncos

Intinya sih...
Sudah janji sama keluarga mau pulang cepat
Sudah ngopi tadi, sehari sekali saja
Capek, pulang duluan deh
Kalau kamu bukan penikmat kopi, menolak ajakan teman buat ngopi tentu mudah sekali. Apalagi ada alasan kesehatan yang gak bisa dipaksakan. Dirimu tinggal bilang tidak minum kopi karena bikin asam lambungmu naik atau jantung berdebar-debar.
Jika kamu kebetulan suka kopi, menolak ajakan nongkrong sebentar sehabis kerja menjadi lebih sulit. Satu sisi, dirimu menginginkannya. Di sisi lain, temanmu membujuk. Bila dirimu dibayari sih, langsung gak saja tak apa-apa.
Tapi kalau kamu mesti bayar sendiri, mengikuti ajakan minum kopi di kafe setiap hari bikin bokek. Harga segelas kopimu mungkin lebih dari jatah makan sehari. Akan tetapi, dirimu hendak bilang langsung soal sayang uangnya pasti juga tidak enak. Ada pula rasa malu. Lima alasan ini dapat digunakan secara bergantian supaya nolak ajakan ngopi sepulang kerja lebih bervariasi dan tetap masuk akal.
1. Sudah janji sama keluarga mau pulang cepat
Alasan ini tidak cuma cocok buatmu yang sudah menikah. Semua orang punya keluarga. Alasan ini hanya menjadi kurang masuk akal apabila dirimu gak tinggal bersama mereka. Tapi kata keluarga masih bisa diganti dengan teman kos.
Kawan yang mengajak ngopi barangkali masih penasaran memangnya ada apa dengan keluargamu. Dirimu dapat berkata mumpung pasangan juga pulang kerja lebih awal. Kalian ingin bareng-bareng mengurus anak dan menemaninya bermain.
Untukmu yang belum menikah, dapat juga beralasan mesti segera pulang karena akan membantu adik atau mengantar orangtua. Jika kamu indekos bilang saja ada urusan dengan teman kos. Intinya, dirimu tidak mampir ke mana pun sepulang kerja.
2. Sudah ngopi tadi, sehari sekali saja
Kata tadi mewakili rentang waktu yang sangat panjang. Kamu bisa sudah ngopi di jam makan siang, begitu tiba di kantor, atau bahkan sebelum berangkat kerja. Tambahkan dengan keterangan dirimu cuma ngopi satu kali dalam sehari.
Ini sudah menutup pintu untuk temanmu terus mendesak biar kamu ikut ngopi. Kalau ada kawan yang berkata dia minum kopi bisa berkali-kali dalam sehari, sampaikan bahwa kamu gak kuat terlalu banyak mengonsumsi kafein. Dirimu bisa sulit tidur dan jantung berdebar-debar.
Dapat pula kamu memberi tahu mereka bahwa jatah kopi sengaja dibatasi agar bisa minum lebih banyak air putih. Gak mungkin dirimu ikut nongkrong di kedai kopi mahal tapi cuma minum air mineral. Bilang saja kapan-kapan kamu bergabung jika kebetulan belum sempat ngopi.
3. Capek, pulang duluan deh
Alasan capek tidak terdengar mengada-ada. Siapa yang tak lelah setelah seharian bekerja? Malah capek yang dirasakan lengkap dari fisik sampai psikis. Terlebih bila kamu menempuh perjalanan pergi dan pulang yang cukup jauh.
Melepas penat dengan ngopi dulu sepulang kerja lebih cocok buat mereka yang rumahnya cukup dekat. Sementara dirimu lebih pas bergegas pulang. Agar kamu tidak kemalaman tiba di rumah dan menjadi makin lelah.
Dengan dirimu langsung pulang, ada waktu lebih buat beristirahat. Kalau kamu sudah tiba di rumah, mau minum kopi atau apa pun jadi lebih santai. Tidak ada perjalanan pulang puluhan kilometer yang masih harus ditempuh.
4. Kemarin baru ngopi di luar, off dulu deh
Tidak apa-apa juga jika secara tak langsung kamu memberi tahu teman-teman tentang pembatasan ngopi di luar. Dirimu bukan tim yang jajan kopi setiap hari. Dengan alasan ini, kamu bisa selang-seling hari buat ngopi di luar.
Kalau Senin dirimu sudah ngopi di luar, berarti paling gak Selasa baru beli lagi. Lumayan, dalam 6 hari kerja kamu menjadi hanya membeli kopi di luar 3 kali. Pengeluaran untuk jajan kopi terpangkas hingga setengahnya. Ditambah camilan yang biasa dibeli, penghematannya lebih besar lagi.
Jawabanmu malah bisa menginspirasi orang lain. Teman yang diam-diam juga mulai resah oleh tingginya pengeluaran buat ngopi sepulang kantor dapat mencontohmu. Sesekali ngopi ayo, tapi tidak setiap hari.
5. Lebih cocok kopi racikan sendiri atau pasangan
Mau kamu dibilang sok jago meracik kopi sendiri juga tak masalah. Memang selera setiap orang berbeda-beda. Toh, yang dimaksud dengan kopi racikan sendiri gak harus memakai bahan dan alat yang sama dengan di kafe.
Bila menurutmu kopi saset yang diseduh dengan air termos di rumah lebih enak juga tidak masalah. Kamu menakar gula dan susunya sendiri. Apalagi jika kamu memang punya alat penyeduh kopi meski sederhana. Seharusnya beli kopi di luar bukan lagi kebutuhan.
Dirimu dapat lebih leluasa bereksperimen di dapur sendiri. Belum lagi bila kamu punya pasangan yang cukup jago bikin kopi. Meski dia tidak belajar meracik kopi secara khusus, ada tambahan rasa cinta yang tak diperoleh di kafe mana pun. Wajar kalau itu membuat kopi buatannya terasa jauh lebih nikmat bagimu.
Nolak ajakan ngopi sepulang kerja bukan tanda kamu gak setia kawan. Bagaimanapun, dirimu mesti bersikap realistis. Sayang apabila pendapatan belum seberapa, tapi banyak uang habis cuma buat beli kopi. Sekalipun gaji mereka sama denganmu dan merasa santai saja, kamu tidak harus ikut-ikutan.