Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
buku Lolita (Instagram.com/kitaa_bae)

Pengakuan dalam penjara selalu menjadi tema yang menarik dalam sastra karena menyoroti kompleksitas moralitas, penebusan, dan kejujuran diri. Dalam novel-novel ini, para tokohnya menceritakan kisahnya dari balik jeruji sehingga mengundang pembaca untuk memahami tindakan dan pikiran terdalam mereka.

Melalui gaya narasi yang penuh dengan introspeksi dan pengakuan dosa, pembaca seakan diajak menyelami kehidupan batin para tokoh yang penuh dengan konflik dan penyesalan. Mari telusuri lebih dalam setiap novel berikut yang menggunakan sudut pandang narapidana untuk mengeksplorasi kejahatan mereka.

1. Lolita – Vladimir Nabokov

sampul buku Lolita (goodreads.com)

Naratornya, Humbert Humbert, adalah seorang pria yang terobsesi dengan Lolita atau seorang gadis muda. Novel ini dimulai dengan Humbert berbicara kepada para hakim yang akan mengadilinya. Sepanjang cerita, kita dibawa dalam perjalanan emosional di mana Humbert mencoba membuat kita bersimpati padanya, meskipun kejahatannya sangat mengerikan.

Nabokov menggunakan bahasa yang memukau untuk mengeksplorasi tema obsesi dan moralitas. Pembaca terpesona oleh kecemerlangan gaya penulisannya, tetapi pada saat yang sama merasa jijik dengan tindakannya. Ironi muncul ketika Humbert kehilangan Lolita kepada Quilty, sosok yang bahkan lebih jahat darinya.

2. Cracks – Sheila Kohler

Editorial Team

Tonton lebih seru di