Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
orang Thailand
ilustrasi orang Thailand (pexels.com/Ron Lach)

Intinya sih...

  • Orang Thailand memiliki nama resmi panjang dan sebutan harian yang unik

  • Sebutan harian dipilih oleh orang tua sejak bayi lahir untuk kemudahan penggunaan

  • Penggunaan sebutan harian mempermudah komunikasi dan identitas sosial

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Orang Thailand umumnya memiliki nama resmi yang panjang, tetapi dalam keseharian justru dipanggil dengan sebutan singkat yang terdengar sederhana dan unik. Kondisi ini mudah ditemui di ruang publik, sekolah, kantor, hingga media hiburan. Seseorang bisa bernama resmi Pariyakon Weerasaksa, tetapi dikenal luas sebagai Ice.

Perbedaan ini bukan hal yang aneh, melainkan bagian dari sistem penamaan yang memang dibangun untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam praktiknya, nama resmi dan sebutan harian memiliki fungsi berbeda bagi masyarakat Thailand. Berikut penjelasan selengkapnya.

1. Orangtua menetapkan sebutan sejak bayi lahir

ilustrasi keluarga di Thailand (pexels.com/Nattaphat Phau)

Di Thailand, orangtua biasanya sudah menentukan sebutan anak sejak bayi lahir, bahkan sebelum nama resmi dicatat secara hukum. Sebutan ini dipakai di rumah, lingkungan sekitar, dan akan terus digunakan dalam keseharian. Contohnya, seorang anak bernama resmi Thanyamas Chantarakorn sudah lebih dulu dipanggil Nu sejak bayi. Penentuan ini dilakukan agar anak mudah dipanggil dan dikenali oleh orang-orang terdekat.

Nama resmi dipilih terpisah dan biasanya melibatkan makna baik atau struktur bahasa tertentu. Namun, penggunaannya terbatas pada dokumen, sekolah, atau situasi resmi. Karena sebutan harian dipakai sejak awal dan digunakan terus-menerus, identitas sosial seseorang justru lebih melekat pada sebutan tersebut. Tidak jarang, teman atau rekan kerja sama sekali tidak mengetahui nama lengkapnya.

2. Bentuk nama resmi cenderung panjang dan kurang praktis

ilustrasi orang Thailand (pexels.com/Ron Lach)

Sebagian besar nama resmi orang Thailand terdiri dari beberapa suku kata dan banyak dipengaruhi bahasa Pali atau Sanskerta. Nama seperti Apichatpong Weerasethakul atau Nattapong Rattanapong mencerminkan struktur tersebut. Nama ini berfungsi sebagai identitas hukum dan administratif. Dalam kehidupan sehari-hari, penyebutan nama lengkap terasa terlalu sulit.

Karena alasan itu, masyarakat menggunakan sebutan yang lebih singkat untuk kebutuhan sehari-hari. Apichatpong Weerasethakul dikenal sebagai Joe, sementara Nattapong Rattanapong dipanggil Porsche. Pembagian ini membuat komunikasi berjalan lebih cepat tanpa menghilangkan fungsi nama resmi. Keduanya digunakan secara bersamaan sesuai kebutuhan.

3. Nama panggilan tidak harus berkaitan dengan nama resmi

ilustrasi orang Thailand (pexels.com/Faheem Ahamad)

Di Thailand, sebutan sehari-hari tidak wajib menjadi singkatan atau turunan dari nama resmi. Seorang perempuan bernama Sudarat Phromdee bisa dipanggil May, sementara Somchai Wangdee dipanggil Boss. Tidak ada aturan bahwa sebutan harus memiliki hubungan bunyi atau makna dengan nama lengkap. Sebab yang penting, sebutan tersebut mudah digunakan dan diterima lingkungan sekitar.

Sebutan bisa berasal dari benda, buah, makanan, atau kata asing yang terdengar sederhana. Nama seperti Nam (air), Ploy (permata), Apple, atau Ice umum digunakan lintas generasi. Dalam praktik sehari-hari, fungsi lebih diutamakan daripada kesesuaian makna. Karena itu, variasi sebutan sangat luas dan tidak dibatasi aturan bahasa.

4. Penggunaan nama panggilan mempermudah komunikasi

ilustrasi orang Thailand (pexels.com/Miguel Cuenca)

Penyebutan nama singkat membuat interaksi berjalan lebih cepat dan jelas. Saat berkenalan, orang Thailand biasanya langsung menyebutkan sebutan harian. Nama resmi baru disebut jika situasinya administratif atau formal. Contohnya, Somchai Wangdee akan lebih sering dipanggil Chai oleh rekan kerja.

Kondisi ini juga memudahkan orang asing beradaptasi. Tidak perlu menghafal nama panjang dengan ejaan rumit. Cukup menggunakan sebutan yang dipakai oleh lingkungan sekitar. Cara ini membantu komunikasi lintas budaya berjalan lebih lancar tanpa hambatan teknis.

5. Nama panggilan tetap dipakai hingga dewasa dan dunia kerja

ilustrasi orang Thailand (pexels.com/Andreas Maier)

Sebutan yang digunakan sejak kecil umumnya tetap dipakai hingga dewasa. Banyak orang Thailand menggunakan sebutan yang sama di lingkungan profesional. Seorang pria bernama resmi Nattapong Rattanapong tetap dikenal sebagai Porsche di kantor. Dalam dunia hiburan dan media, kondisi ini juga umum terjadi.

Nama resmi tetap digunakan untuk kontrak, dokumen hukum, dan urusan administrasi. Namun dalam interaksi kerja sehari-hari, sebutan harian lebih sering digunakan. Pembagian fungsi ini sudah menjadi pemahaman bersama. Karena itu, sebutan harian bukan sekadar panggilan santai, melainkan bagian dari identitas sosial yang bertahan lama.

Cara orang Thailand menggunakan nama menunjukkan pembagian jelas antara kebutuhan administratif dan kehidupan sehari-hari. Nama resmi berperan dalam urusan formal, sementara sebutan singkat memudahkan komunikasi sehari-hari. Semoga pembahasan ini bisa menjawab rasa penasaran kamu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team