Pameran Urban Pulse di World Trade Center 2. 20 November 2024. (IDN Times/Hani Safanja)
Pameran ini juga jadi pintu gerbang untuk mengenal lebih dekat Singapore Art Week (SAW) 2025 yang akan digelar pada 17 hingga 26 Januari mendatang. Memasuki edisi yang ke-13, SAW kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu musim seni visual paling dinanti di Asia Tenggara. Selama 10 hari penuh, lebih dari 100 acara seni akan menyebar di seluruh penjuru Singapura, menjadikannya ajang seni visual terlama sekaligus paling beragam di kawasan ini.
Tak hanya diramaikan oleh seniman lokal, SAW 2025 juga jadi panggung bagi karya-karya internasional. Agenda menarik yang akan dihadirkan adalah S.E.A. Focus yang merayakan keunikan seni Asia Tenggara, hingga ART SG, pameran seni internasional yang mencuri perhatian kolektor global.
Ada juga program seperti Light to Night Singapore, festival seni cahaya yang menghiasi pusat kota dengan instalasi spektakuler, serta Seeing Forest karya Robert Zhao Renhui. Karya ini sebelumnya telah dipamerkan di Paviliun Singapura pada Biennale Arte 2024 dan kini akan kembali menjadi sorotan di SAW, membawa pesan mendalam tentang hubungan manusia dan alam.
"Dan inilah yang akan kita lakukan di Art Week Singapura. Acara-acara di Singapura, berbeda-beda budaya, menawarkan perspektif global ke arah Singapura. Hal lain yang berbeda adalah kita akan mengadakan perayaan luar kota. Art Week Singapura tidak hanya terkait dengan lokasi di mana kita berada, tapi juga dengan kota di seluruh kota. Jadi saat kita berada di Singapura, kita akan mengetahui bahwa Art Week Singapura sedang berlaku. Akan ada banyak aktivitas yang akan terjadi di seluruh kota," pungkas Hafez Marican.