Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Alvinia Christiany bersama Teman Autis (instagram.com/temanautis)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, stigma adalah suatu ciri negatif yang menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya. Dalam hidup bersosialisasi manusia akan sulit terhindar dari namanya stigma.

Namun, stigma erat kaitannya dengan konotasi negatif sehingga bisa menyakiti hati seseorang. Tak kecuali yang dialami oleh para penyandang autis yang kerap mengalami diskriminasi dan perundungan di lingkungan sosialnya.

Hal inilah yang membuat hati Alvinia Christiany sebagai co-founder Teman Autis menjadi terenyuh. Memiliki impian mulia untuk membuat Indonesia ramah autis, Alvinia, Ratih dan rekan-rekan membentuk komunitas bernama Teman Autis. Berikut kisah inspiratif Alviania Christiany bersama Teman Autis yang merupakan salah satu penerima apresiasi Semangat Astra Terpadu (SATU) Indonesia Awards ke-13 untuk kategori kelompok.

1. Minimnya wawasan masyarakat membuat banyak stigma negatif tentang autisme

para penyandang autisme yang tengah bernyanyi di acara seminar yang diadakan oleh Teman Autis (instagram.com/temanautis)

Para penyandang autisme merupakan salah satu individu yang sering dipandang sebelah mata. Dalam lingkungan sosialnya, mereka tak jarang mendapatkan perundungan, dikucilkan dan dijauhi. Kurangnya wawasan masyarakat membuat autisme dianggap sebagai sebuah penyakit menular dan "aneh".

Sungguh miris, kata autis bahkan sering digunakan sebagai ledakan untuk mengejek mereka yang bukan penyandang autis. Melihat fenomena menyedihkan ini, Alvinia bertekad untuk menambah wawasan masyarakat tentang autisme.

Komunitas Teman Autisme itu sendiri sebenarnya sudah dibangun sejak tahun 2017 dengan nama Light It Up Project. Namun, kemudian ditahun setelahnya, komunitas ini mengganti namanya dengan Teman Autis.

"Di tahun 2017 dulu itu lagi marak-maraknya cerita tentang bagaimana anak autis banyak yang dirundung atau dibully terutama untuk teman-teman autis yang ada di bangku sekolah. Lalu nggak sedikit juga, nggak jarang juga saya dan teman-teman itu denger kalau penggunaan kata autis sebagai ledekan itu banyak dipakai oleh orang-orang gitu," ungkap Alviania Christiany saat diwawancarai pada Sabtu (26/11/2022).

Sejak awal terbentuk, Alvinia bersama rekan-rekannya telah banyak memberikan kontribusi dalam menambah wawasan masyarakat awam tentang autisme. Tak hanya itu, komunitas ini juga menjadi wadah informasi bagi para orang tua dengan anak autis.

Salah satunya seperti mensosialisasikan tentang autisme sambil membawa spanduk agar dapat menambah wawasan para pejalan kaki di acara Car Free Day Sudirman, Jakarta. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat memperkenalkan autisme kepada masyarakat awam.

2. Dampak perundungan terhadap penyandang autis

Editorial Team

EditorAdi_R

Tonton lebih seru di