Pedis Care dan Perjuangan Hasyim Wibisono Merawat Luka

Merawat luka memang bukan perkara mudah. Merawat luka dengan tepat makin tidak mudah lagi. Namun, lewat Pedis Care, Ahmad Hasyim Wibisono terus berupaya merawat luka agar menjadi penghilang duka.
Pedis Care sendiri bergerak di bidang kesehatan. Utamanya soal penyembuhan luka kronis. Mereka juga bergerak di pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan. Pedis Care secara rutin menggelar seminar dan lokakarya perawatan luka dengan cara modern. Ini berlangsung via online maupun offline.
Perjalanan Pedis Care di dunia kesehatan lalu mengantarkan mereka kepada SATU Indonesia Awards 2019. Astra memberikan penghargaan itu sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya Pedis Care di bidang kesehatan. Namun, tidak seperti kelihatannya, kehebatan mereka tidak tumbuh begitu saja. Pedis Care telah melalui berbagai rintangan sejak berdiri pada 2015.
1. Merawat luka kronis dengan teknologi
Ahmad Hasyim Wibisono merupakan dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Brawijaya Malang. Sejak 2015, dia dan rekan-rekan perawat membuat sebuah praktik yang perhatiannya tersedot kepada isu perawatan luka kronis, seperti luka diabetes, luka bakar, dan luka kanker. “Pokoknya yang runyam-runyam, deh, lukanya, yang madesu, masa depan suram,” katanya.
Menurut data Internasional Diabetes Federation pada 2017, Indonesia menempati peringkat enam jumlah penderita diabetes (dewasa) tertinggi di dunia. Akibatnya, mereka yang menderita luka akibat diabetes pun tidak sedikit. Hasyim fokus kepada perawatan agar mereka yang terluka bisa mendapatkan penanganan yang serius.
Penanganan ini menggunakan teknologi. Pedis Care mengandalkan smartphone untuk mengaji luka. Lewat aplikasi, mereka mengukur dimensi luka secara akurat. Dengan mengukur itu, para perawat bisa mengetahui langkah apa yang mesti diambil untuk merawatnya.
Rasio kesembuhan luka kronis di Pedis Care sendiri mencapai 80 persen. Untuk luka diabet, kesembuhannya lebih tinggi lagi, yaitu 88 persen. Lama perawatannya hingga 11 minggu.