Pedis Care (instagram.com/pedis_care)
Pedis Care sudah punya klinik di Malang. Layanannya bisa diakses di sana. Namun, mereka juga punya progam lain berupa homecare. Ini tergantung kondisi pasien. Beberapa dari mereka ada yang tidak bisa ke klinik.
Ada juga program subsidi silang. Dengan itu, Pedis Care bisa melayani pasien yang kurang mampu. Ada potongan hingga 50 persen bagi mereka dengan sekali perawatan berbiaya Rp250 ribu. Pendanaan ini hadir lewat beberapa kerja sama maupun badan amal dan instansi kesehatan.
Program Ini hadir karena keresahan Ahmad Hasyim Wibisono akan ragam masyarakat. Dia sadar bahwa tidak semua orang punya kemampuan ekonomi yang sama. Padahal, masalahnya bisa jadi sama, lukanya juga sama. Hasyim mengakui dirinya tidak mau membiarkan mereka menderita begitu saja.
“Yang pertama dan paling awal memang modal kita itu dari donasi antarpasien, ya,” jelas Hasyim. “Jadi, kayak subsidi silang. Pasien yang kaya itu kita profiling, kita kasih tahu, nih, ada pasien lain yang kayak gini. Kalau memang ada kelebihan, silahkan bisa mau donasi. Nah, jalan, tuh, karena mereka merasa senasib sepenanggungan cuma beda kasta ekonomi. Akhirnya mereka benar-benar commit membantu.”
Donasi kedua, kata Hasyim, datang dari Australia. Kebetulan dia mengenyam pendidikan S2 di sana. Hasyim punya rekan-rekan yang membuat badan amal bernama IndoPeduli Adelaide. Isinya orang-orang Indonesia yang memang sudah tinggal di sana.
“Itu 2015—2016, ya. Kita fokus ke dua model ini. Terus, mulai pada 2018, kerja sama dengan yayasan amal yang lain, kayak Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, seperti itu,” terang Hasyim. “Ternyata mereka ada, tuh, pos pendanaan untuk pasien-pasien ini. Ini akhirnya bergulir terus sampai sekarang. Alhamdulillah tidak berhenti untuk pasien-pasien yang tidak mampu ini tetap tertolong.”