Agustina Erni, Deputi Bidang Kesejahteraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, menyampaikan data pendukung. Ia menyampaikan bahwa jumlah perempuan di Indonesia sudah hampir separuh dari penduduk dan hampir setengah dari populasi perempuan juga masuk ke usia produktif.
"Jadi, sebetulnya ini adalah jumlah yang potensial jika mereka melakukan aktivitas ekonomi," tuturnya.
Selain itu, mengingat situasi pandemik berdampak pada roda perekonomian negara, ia juga menyatakan data bahwa sebagian besar usaha yang bertahan, dimiliki oleh perempuan. Usaha bisnis tersebut kebanyakan meliputi bidang fashion, kuliner, dan kriya.
Nani Zulminarni, Pendiri sekaligus Direktur Yayasan PEKKA (Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga), juga memiliki pandangan yang sama. Ia mengamati bahwa selain ada perubahan di taraf ekonomi, program pelatihan seperti "L'Oreal Beauty for a Better Life" juga turut memengaruhi pola pikir individu.
"Mereka jadi lebih percaya diri, aware tentang pentingnya merawat diri untuk jaga kesehatan dan kebersihan," ujarnya. Dalam lanskap yang lebih luas, Nani juga optimis bahwa semangat ini dapat menular kepada para perempuan lainnya.
"Bisa menginspirasi ibu-ibu untuk advokasi ke tingkat desa agar menyelenggarakan pendidikan keterampilan yang memang memberikan hasil kepada masyarakatnya," tambahnya.