Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sekelompok orang (pexels.com/Helena Lopes)
ilustrasi sekelompok orang (pexels.com/Helena Lopes)

Kalau seseorang berbicara, isi pikirannya cukup jelas. Bila pun dia terkadang menyampaikan sesuatu yang blunder, tak lama kemudian ia pasti melakukan klarifikasi. Kesalahpahaman atas sikapnya dapat diminimalkan.

Sementara itu, orang yang lebih pendiam terkesan misterius. Sikap diamnya pada saat tertentu atau banyak kesempatan dapat diartikan macam-macam oleh orang lain. Kekeliruan dalam menafsirkan sikap diamnya bisa diperparah karena tidak ada orang yang meminta penjelasan padanya.

Orang-orang di sekitarnya mungkin merasa sungkan untuk bertanya. Mereka memilih mengambil kesimpulan sendiri. Seperti tujuh pemaknaan di bawah ini yang cuma kadang tepat. Boleh jadi malah lebih sering salah.

1. Pasti penurut

ilustrasi suasana kerja (pexels.com/fauxels)

Orang yang sering mengikuti saja keputusan atau ajakan orang lain tidak selalu pendiam. Ada juga pribadi yang selalu ramai dalam bercerita, tetapi kurang kritis dan minim inisiatif. Ini membuatnya dalam banyak hal lebih suka menurut saja.

Sementara diamnya seseorang belum tentu tanda dia bakal memilih menjadi pengikut. Diam juga bisa menjadi tanda ketidaksetujuan. Atau, justru dalam diam itu seseorang tengah memikirkan cara untuk melawan suatu kebijakan secara efektif dan efisien.

2. Tidak tahu apa-apa

ilustrasi sekelompok teman kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Pengetahuan tidak selalu dinyatakan. Malah ketika seseorang tahu jauh lebih banyak daripada orang-orang di sekitarnya bisa tambah sulit untuk membagikannya. Ada rasa bingung ia hendak memulainya dari mana.

Juga keraguan kalau-kalau usahanya mengatakan semuanya tetap tidak dipahami. Bahkan mungkin dia gak dipercaya orang-orang. Sebaliknya, orang yang pengetahuannya sedikit malah dapat berbicara terlalu banyak dan lantang. Seperti peribahasa tong kosong nyaring bunyinya.

3. Apatis

ilustrasi karyawan perempuan (pexels.com/Thirdman)

Apatis artinya tingkat kepeduliannya rendah. Namun, ketidakpedulian gak selalu ditunjukkan dengan sikap diam lho. Orang yang ngomong terus tanpa peduli perkataannya dapat melukai orang lain, misalnya.

Sedang orang yang diam bisa karena ia memang apatis atau itulah caranya menghargai perasaan orang. Contohnya, ketika dia diam saja di sebelah orang yang tengah bersedih dan menangisi kepergian keluarganya. Ia sengaja tak mengucapkan kata-kata penghiburan apa pun.

Dia paham bahwa kepergian orang terkasih sangat berat. Ia tidak mau sembarangan memintanya bersabar dan sebagainya yang boleh jadi malah bikin tangisnya lebih kencang. Dengan diam, dia hendak memberi waktu untuk orang lain berduka.

4. Permisif

ilustrasi seorang pria (pexels.com/Arina Krasnikova)

Permisif berbeda dari apatis. Kalau apatis ialah sikap tidak peduli, permisif lebih ke terlalu mudah memberikan izin. Apa saja dibolehkannya. Misalnya, orangtua yang membolehkan anaknya main di luar sampai jam berapa pun. Atau, atasan yang membiarkan anak buahnya datang dan pergi sesuka hati alias gak sesuai peraturan.

Akan tetapi, jangan sampai kamu terlalu santai menghadapi orang yang kelihatannya diam saja begini. Sebab ada orang yang tahu-tahu langsung kasih sanksi keras. Prinsipnya, aturan sudah diketahui bersama dan disepakati di awal. Bila masih ada orang yang melanggar berarti keterlaluan dan siap dihukum.

5. Takut dan tertekan

ilustrasi pria pendiam (pexels.com/ngoc dong le)

Reaksi orang dalam keadaan takut serta tertekan bermacam-macam. Diam cuma salah satunya. Beberapa orang malah menjadi gak bisa diam saking paniknya. Sementara itu, orang yang memang pendiam akan tetap lebih sering diam sekalipun tidak sedang takut atau ditekan.

Ada cara mudah untuk membedakan orang yang diam karena takut dengan bukan. Jika seseorang takut serta merasa tertekan setiap dekat denganmu, pasti dia akan menghindari pertemuan. Utamanya bila kalian mesti berdua saja. Sementara orang yang pendiam, tetapi gak takut tetap berani berjumpa denganmu meski baru dimarahi olehmu.

6. Minder

ilustrasi minder (pexels.com/cottonbro studio)

Ya, kebanyakan orang yang rendah diri lebih pendiam daripada orang lain. Mereka juga biasanya menyingkir dari orang-orang yang membuatnya minder. Namun, menyamakan sikap diam seseorang dengan pasti rendah diri gak tepat.

Kadang kepercayaan diri yang amat tinggi justru diperlihatkan dengan sikap diam. Seperti ketika orang-orang menghina dan menyudutkannya. Ketika ia yakin dengan dirinya, dia tidak mau berisik melakukan pembelaan atau sibuk curhat.

7. Marah atau benci

ilustrasi empat orang (pexels.com/Artem Podrez)

Biasanya orang mengekspresikan kemarahannya dengan berteriak-teriak atau memukul dan melempar barang. Akan tetapi, ada juga orang yang tambah marah justru tambah hening. Kamu kudu siap kena silent treatment jika bermasalah dengannya.

Mungkin gak cuma hitungan hari, melainkan lebih lama lagi. Namun, tak mungkin juga orang yang diam terus diartikan marah berkepanjangan. Bila wataknya memang begitu, diamnya sudah bawaan lahir.

Bahkan ketika kamu didiamkan oleh teman yang biasanya cukup banyak omong juga tak perlu terlalu dipikirkan. Perhatikan raut wajah, gerak tubuh, dan apa yang sedang dilakukannya. Bila dia tidak lantas menjauhimu atau tampak sedang sibuk dengan sesuatu pasti bukan marah atau membencimu.

Tiadanya kata justru menimbulkan sejuta makna. Akan tetapi, diamnya orang lain jangan lagi senantiasa dikaitkan dengan tujuh hal di atas. Nanti dirimu malah meremehkan atau berpikir buruk pada orang yang diam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team