Rasanya mustahil hidup di zaman sekarang tanpa adanya bantuan teknologi. Istilah teknologi sebenarnya adalah gabungan dari dua kata Yunani Kuno, yakni tekhne yang berarti seni, keterampilan, atau kerajinan tangan dan logia yang artinya kajian tentang keterampilan atau seni membuat sesuatu.
Oxford English Dictionary (OED) mencatat pertama kali penggunaan awal istilah technology alias teknologi sekitar tahun 1615. Pada abad ke-18 dan ke-19, teknologi merujuk pada alat atau metode dalam industri manufaktur. Kemudian, berkembang hingga ke abad 21, di mana teknologi diasosiasikan dengan digitalisasi, informasi, komunikasi, dan inovasi tinggi.
Di awal perkembangannya, teknologi dianggap sebagai ranah laki-laki. Dilansir dari Spingerlink, di negara Barat, teknologi sangat dikaitkan dengan sifat maskulin. Figur insinyur yang heroik lekat dengan laki-laki, sehingga membuat perempuan berada di balik stereotip teknologi adalah untuk laki-laki.
Menurut Nathan Ensmenger, peneliti dari Indiana University Bloomington, dalam era awal komputasi, perempuan sebenarnya banyak berkontribusi sebagai programmer. Namun, ketika era komputasi sudah semakin profesional lewat program sarjana atau penguatan akademik, perempuan mulai tersingkir secara sistematis dari bidang tersebut, seperti dilansir dari TIME.
Padahal, perempuan bukanlah hanya sekadar pengguna dari teknologi itu sendiri. Mereka nyatanya mampu menjadi salah satu inisiator dan inovator dalam teknologi di era digital. Kini, mereka menjadi pilar pertumbuhan teknologi, termasuk di Indonesia. Agar kamu makin percaya, ada beberapa bukti jika perempuan juga punya kontribusi signifikan dalam dunia teknologi.