ilustrasi masyarakat (pixabay.com/eddypallegrino)
Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak ragam budaya dalam masyarakat, pasti mengalami proses akulturasi budaya. Apalagi, zaman sekarang yang membuat semua dunia serasa tak memiliki batas. Pastilah situasi ini akan membawa sebuah proses peleburan budaya baru. Lantas, apa saja faktor yang memengaruhi terjadinya akulturasi?
- Faktor eksternal, di mana ini terjadi karena sumbernya berasal dari luar masyarakat atau daerah, contohnya seperti saat terjadi bencana atau perang;
- Faktor internal, di mana ini terjadi karena sumbernya berasal dari kesadaran masyarakat sendiri yang menyadari adanya penemuan baru seiring perkembangan zaman.
Sementara itu akulturasi juga memiliki beragam jenisnya, di antaranya adalah:
- Penambahan, di mana budaya baru digunakan untuk menambah atau melengkapi budaya lama;
- Substitusi, di mana budaya budaya lama digantikan dengan budaya baru dengan memberi penjelasan terlebih dahulu;
- Originasi, di mana budaya baru ini sangat berpengaruh bagi perubahan hidup masyarakat;
- Penolakan, di mana budaya baru ini ditentang oleh masyarakat karena dianggap tidak sesuai dengan akar budaya lama;
- Dan lain-lain.
Di Indonesia sendiri, sudah tercipta banyak akulturasi dalam budaya. Misalnya saja bentuk bangunan rumah ibadah yang dipadukan dengan rumah adat dari daerah tertentu, kuliner Padang yang merupakan perpaduan dari Melayu dan Arab, serta nyanyian lagu keagamaan yang sudah menggunakan bahasa daerah setempat.
Akulturasi tentunya datang dengan berbagai konsekuensi yang ada. Ada akulturasi yang bisa mengubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik, tetapi ada juga akulturasi yang membuat akar budaya asli menjadi hilang.
Sebagai masyarakat yang lahir dan besar di Indonesia, sudah sepatutnya kamu menjaga akar budaya yang sudah ada sejak zaman dulu. Jangan seratus persen mengadopsi budaya asing yang tak sesuai dengan norma yang ada dalam masyarakat.